Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Saham Global Tertekan, Analis Melihat Ada Perubahan Pola Pergerakan

Pelemahan indeks saham global semakin dalam di Asia pada Selasa terseret pelemahan bursa AS yang mencetak pelemahan terbesarnya sejak 2011.
ilustrasi/Reuters
ilustrasi/Reuters

Kabar24.com, JAKARTA – Pelemahan indeks saham global semakin dalam di Asia pada Selasa terseret pelemahan bursa AS yang mencetak pelemahan terbesarnya sejak 2011.

Penurunan tersebut terjadi seiring kekhawatiran inflasi yang mengancam pasar keuangan dan membawa indeks berjangka AS turun lebih tajam.

Indeks berjangka S&P Mini terkoreksi 3% ke level terendahnya dalam empat bulan dan memperpanjang penurunannya setelah menyentuh level tertinggi lebih dari sepekan lalu.

Indeks MSCI Asia Pacifik di luar Jepang turun 3,4%. Indeks saham di Taiwan melemah 0,5% dan mencetak penurunan terbesar sejak 2011. Adapun indeks Hong Kong Hang Seng melemah 4,2%. Indeks Jepang Nikkei jatuh 4,7% ke level terendahnya dalam empat bulan dan merupakan penurunan terburuk sejak November 2016.

Pelemahan tersebut mengikuti pelemahan bursa AS dengan indeks acuan S&P 500 yang turun 4,1% dan Dow Jones yang terkoreksi 4,6% pada penutupan perdagangan Senin waktu setempat. Penurunan tersebut menjadi yang terbesar sejak Agustus 2011.

Sebelum pelemahan yang terjadi pada Senin, indeks harga saham tidak memperlihatkan adanya penarikan turun lebih dari 5% dalam lebih dari 400 sesi, yang menurut analis merupakan penurunan terpanjang sepanjang sejarah.

“Sejak musim gugur terakhir, investor telah memperkirakan mengenai goldilocks economy atau pengembangan ekonomi yang solid, perbaikan kinerja korporasi, dan inflasi yang stabil. Namun, ‘ombak’ [pergerakan] tampaknya telah berubah,” kata Norihiro Fujito, senior investasi strategis di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (6/2/2018).

Pemicu untuk aksi jual merupakan peningkatan tajam dalam imbal hasil oblogasi AS seiring dengan data yang keluar pada Jumat yang memperlihatkan kenaikan upah AS meningkat sangat cepat sejak 2009, menimbulkan peringatan untuk kenaikan filasi dan berpotensi untuk kenaikan suku bunga.

Pelemahan juga diperkirakan terjadi pada saham-saham di Eropa, dengan indeks bursa Jerman Dax diprediksi turun 6m6% ke level terendahnya selama lima bulan, indeks acuan Prancis Cac yang turun 6,1% ke level terendah dalam 11 bulan, dan indeks acuan Inggris FTSE yang turun 4,85 ke level terendah dalam 14 bulan.

Pemicu tingginya aksi jual adalah kenaikan yield obligasi AS setelah dirilisnya data tenaga kerja dan upah AS yang meningkat dengan laju tercepatnya sejak 2009. Hal itu memberikan peringatan terkait inflasi yang lebih tinggi dan potensi kenaikan suku bunga.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper