Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kelompok Muslim Moro Bertemu Wapres, Ingin Belajar Penyelesaian Konflik dari Indonesia

Pemerintah Filipina yang diwakili Duta Besar Filipina untuk Indonesia Maria Lumen Isleta dan Ketua Moro Islamic Liberation Front (MILF) Murad Ebrahim bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan saat acara perjanjian kerjasama sponsorship Asian Games 2018 di Jakarta, Rabu (6/12)./JIBI-Abdullah Azzam
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan saat acara perjanjian kerjasama sponsorship Asian Games 2018 di Jakarta, Rabu (6/12)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Filipina yang diwakili Duta Besar Filipina untuk Indonesia Maria Lumen Isleta dan Ketua Moro Islamic Liberation Front (MILF) Murad Ebrahim bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Dalam kesempatan tersebut, Murad mengatakan pihaknya ingin belajar dari Indonesia dalam penanganan konflik di Aceh dan Papua. Seperti diketahui, selama ini di Filipina bagian selatan terjadi konflik bernuansa etnis dan agama.

Adapun MILF adalah salah satu faksi besar yang mewakili bangsa Moro yang mayoritas beragama Islam di Mindanao, Filipina bagian selatan.

“Sekarang kami memiliki negosiasi dengan Pemerintah Filipina, hampir selesai negosiasinya. Sekarang sedang mengimplementasikan negosiasi tersebut. Kami datang ke Indonesia untuk belajar dari pengalaman Pemerintah Indonesia khususnya menangani Aceh yang mengalami situasi yang sama dan juga Papua. Kami tahu bahwa Indonesia sangat berpengalaman dalam menciptakan perdamaian dan sangat sukses,” ujarnya di Kantor Wakil Presiden, Kamis (1/2/2018).

Bahkan, sebelum bertemu dengan JK, Murad terlebih dahulu berkunjung ke Aceh. Dia mengaku sangat terkesan dengan perkembangan yang terjadi setelah tsunami dan konflik di sana.

Oleh karena itu, pihaknya berharap pelajaran yang dipetik dari Indonesia dapat diterapkan di Filipina.

“Kami punya hubungan baik dengan Indonesia, yang membantu dalam banyak hal terkait proses perdamaian ini. Sampai saat ini, ada tim pengawas internasional di sana, mereka memonitor gencatan senjata antara kelompok radikal dan tentara. Kami sangat berharap Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan kesempatan berdiskusi. Kami berjalan bersama atas nama perdamaian, Islam dan aspirasi dunia untuk Filipina dan Indonesia yang baik,” papar Murad.

Di sisi lain, pihaknya ingin bekerja sama dalam banyak aspek termasuk pendidikan dan melawan kelompok ekstrim atau radikal. Dia pun berjanji akan berusaha sekuat tenaga untuk membebaskan Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera di Filipina selatan.

“Tidak ada kontak [dengan sandera], tapi kami berusaha memonitor ini. Berusaha memindahkan dari satu pulau ke pulau lain,” terang Murad.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper