Kabar24.com, MALANG—Wali Kota Malang Mochamad Anton meminta pelaksanaan demokrasi, seperti Pilkada Kota Malang, tidak sampai menimbulkan perpecahan di kalangan umat Islam.
“Adanya pesta demokrasi tidak boleh menjadikan cerai berai umat,” katanya di sela-sela pengukuhan dan pelantikan DPD Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Malang Raya periode 2017-2022 di Malang, Minggu (21/1/2018).
Ketua DPD PITI Malang Raya beralih dari Mochamad Anton kepada Dokter Sugiharta Tandya.
Anton menekankan PITI bukanlah organisasi politik, sehingga nilai lebih PITI di bidang sosial kemasyarakatan.
Dia menegaskan, bekerja sama dengan komunitas HAKKA (salah satu suku Tionghoa), aktivitas sosial PITI selama ini banyak memberikan manfaat bagi masyarakat. .
Dia mengakui, kepercayaan untuk memegang amanah Wali Kota Malang periode 2013-2018 juga tidak lepas dari kontribusi selama menjadi pengurus, yakni Ketua PITI.
Baca Juga
Menurut dia, pesan Nabi Muhammad SAW agar umat Islam menuntut ilmu hingga negeri China, memberi pesan tersirat bahwa Islam dan negeri Tiongkok telah memiliki hubungan yang sudah lama.
"Karenanya saya pesankan kepada pengurus dan semua keluarga besar PITI Malang Raya, untuk tidak menutup diri, atau merasa minder. Senantiasalah membuka diri dan harus membaur dengan membawa semangat ukhuwah Islamiyah, ukhuwah insaniah, dan ukhuwah wathoniyah,” ucapnya.
Dokter Tandya adalah orang pertama dengan profesi dokter yang didaulat menjadi ketua PITI. Komitmen pria asli Arema kelahiran 1947 ini adalah mengembangkan PITI sebagai wadah yang mampu menggerakkan ekonomi umat, di antaranya dengan usaha pujasera dan ternak hewan kambing.
Ketua DPW PITI Jatim Haryono Satrio menekankan agar PITI Malang Raya mampu terus menjaga semangat syiar yang dibawa laksamana Cheng Ho.