Kabar24.com, TOKYO—Pemerintah Jepang menegaskan tidak akan mengubah sikap terkait pengembangan senjata nuklir dan rudal balistik Korea Utara. Jepang akan terus menggalang dukungan dari negara-negara lain, termasuk anggota Asean.
Jepang menilai kondisi saat ini merupakan situasi paling berbahaya setelah Perang Dunia II. Pada November 2017 Korut telah meluncurkan rudal balistik yang melewati wilayah Negeri Matahari Terbit itu.
Hal ini menyebabkan masyarakat Jepang khawatir akan keselamatan mereka, apalagi bom nuklir yang terakhir diuji coba Korut memiliki kekuatan 10 kali lebih besar dibandingkan bom yang pernah dijatuhkan di Hiroshima.
Pengembangan senjata nuklir Korut dinilai berjalan sangat cepat. Pada 1990 Korut belum mampu merakit rudal balistik antarbenua dan sekarang ini negara tersebut bisa meledakkan negara mana saja yang mereka inginkan.
Pemerintah Jepang menilai saat ini adalah kesempatan terakhir untuk menghadapi krisis di Semenanjung Korea.
“Jepang tidak akan pernah menerima rencana Korut dalam mengembangkan senjata nuklir dan kami akan terus menekan Korut serta mengajak negara lain untuk melakukan hal yang sama,” demikian pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Jepang, Selasa (16/1/2018).
Baca Juga
Jepang bersama China, Amerika Serikat, Rusia, Korsel, dan Korut pernah mengadakan dialog yang dinamakan Six-Party Talks pada 2003.
Tetapi negara yang saat ini dipimpin Kim Jong-Un itu mengingkari komitmen yang telah disetujui pada 2006 dengan mengadakan uji coba nuklir. Hingga tahun lalu, Korut telah melakukan uji coba nuklir sebanyak 6 kali dan terus meluncurkan rudal balistik.
Pemerintah Jepang pun menilai jalan dialog tidak mempan untuk menghentikan pengembangan senjata Korut dan perlu jalan lain.
"Ini penting untuk memaksimalkan tekanan kepada Korut melalui berbagai cara, termasuk implementasi resolusi UNSC dan kebijakan negara-negara yang mendesak penghentian pengembangan senjata nuklir."
Jepang memiliki beberapa kebijakan untuk menekan Korut antara lain melarang warga negara, kapal, dan pesawat Korut untuk masuk ke Jepang dan sebaliknya, menghentikan secara total pergerakan barang, baik ekspor dan impor, serta menghentikan pergerakan uang dari dan ke negara tersebut.
China menjadi salah satu negara penting untuk menekan Korut karena memiliki hubungan dagang paling besar. Oleh karena itu, pemerintah Jepang berharap China bisa lebih proaktif dalam menentang program pengembangan senjata nuklir dan rudal balistik Korut.
Selain itu, Jepang juga mencari dukungan dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Pemerintah Jepang menilai penting bagi negara anggota Asean untuk menunjukkan komitmennya, apalagi kawasan ini juga dekat dengan wilayah Korut.
"Negara-negara Asean dapat memutus dukungan ekonomi dan hubungan diplomasi dengan Korut, seperti yang dilakukan Spanyol dan Meksiko," ujar pihak Jepang.