Bisnis.com, JAKARTA - Mayor Jenderal (Mayjen) TNI DR. Djoko Setiadi M.Si akhirnya resmi ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Badan Siber dan Sandi Negara. Siapakah Djoko Setiadi dan bagaimana kiprahnya di dunia pertahanan?
Pada 1980, Djoko Setiadi sempat memiliki mimpi untuk menjadi Kepala Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg). Pada masa itu, Lemsaneg disebut sebagai Akademi Sandi Negara (Aksara) dan dipimpin pertama kali oleh seorang kepala bernama Roebiono Kertopati pada era Presiden Soekarno.
Sosok tersebut terus menginspirasi pria kelahiran asal Surakarta itu untuk masuk ABRI yang kini bernama TNI. Setelah lama meniti karir di TNI, Djoko baru menemukan pujaan hatinya bernama Kyatti Imani yang kini dikaruniai dua putri kembar setelah dipindahtugaskan ke Kalimantan Barat (Kalbar) selama 8 tahun.
Setelah Mayjen TNI (Purn) Roebiono Kertopati lengser pada 1984, posisi Kepala Lemsaneg sempat mengalami kekosongan selama 2 tahun. Pada 1986, ditunjuklah Laksamana Muda TNI (Purn) Soebardo sebagai Kepala Lemsaneg periode1986-1998 yang bertugas pada masa-masa sulit karena era tersebut terjadi kerusuhan dan gerakan mahasiswa pada Mei 1998.
Lemsaneg memiliki fungsi utama mengamankan informasi rahasia negara dari negara lain. Selain itu, lembaga ini juga ditugaskan memperoleh informasi melalui analisis informasi rahasia dari pihak asing lewat berbagai cara seperti kegiatan intelijen, penyelidikan dan lainnya.
Setelah Laksamana Muda TNI (Purn) Soebardo selesai menjabat Kepala Lemsaneg, tongkat estafet kepemimpinan itu diserahkan ke Laksamana Muda TNI (Purn) B.O Hutagalung pada 1998-2002. Kemudian, dilanjutkan oleh Mayor Jenderal TNI H. Nachrowi Ramli dalam periode 2002-2008.
Mayor Jenderal TNI Djoko Setiadi memulai karirnya sebagai Kepala Lemsaneg pada 2011, setelah Mayor Jenderal TNI Wirjono Budiharso menjabat pada periode 2009-2011. Djoko Setiadi merupakan salah satu Kepala Lemsaneg yang menjabat 2 periode.
Kini, Lemsaneg akan dilebur menjadi satu ke lembaga baru bernama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Tidak hanya Lemsaneg, badan lain yang turut serta dilebur ke badan baru tersebut adalah Direktorat Jenderal Aplikasi dan Informatika yang sebelumnya berada di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika.