Kabar24.com, JAKARTA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji aksi unjuk rasa antipemerintah yang dilakukan warga Iran serta menyangkal tudingan bahwa Israel berada di belakang aksi tersebut.
“Saya berharap warga Iran berhasil dalam upaya mendapatkan kebebasan mereka yang mulia,” kata Netanyahu dalam sebuah video yang diunggah di laman Facebook-nya, seperti dikutip Reuters, Selasa (2/1/2018).
“Warga Iran yang berani turun ke jalanan. Mereka mencari kebebasan. Mereka mencari keadilan. Mereka mencari kebebasan asasi yang telah diingkari selama beberapa dekade. Rezim Iran yang kejam menghabiskan puluhan miliar dolar untuk menyebarkan kebencian,” lanjutnya.
Jumlah korban tewas yang jatuh sejak unjuk rasa mulai marak pada Kamis (28/12) dilaporkan sudah mencapai 12 jiwa. Unjuk rasa itu muncul sebagai ungkapan penentangan atas pemerintah. Aksi itu kemudian direspons dengan tindakan kekerasan aparat.
Presiden Iran Hassan Rouhani kemarin memperingatkan bahwa kekerasan tidak akan ditoleransi. Rouhani menyadari adanya keluhan atas situasi ekonomi, kurangnya transparansi maupun korupsi sambil sekaligus membela kebijakannya.
Pada Senin (1/1), Rouhani, seperti dikutip oleh media pemerintah, tampaknya menyalahkan musuh bebuyutan Iran, Amerika Serikat dan Israel, karena memprovokasi kerusuhan.
“Keberhasilan kami di arena politik melawan Amerika Serikat dan rezim Zionis tak tertahankan (untuk musuh Iran). Keberhasilan Iran di kawasan ini tak tertahankan bagi mereka. Tidakkah kalian berpikir bahwa mereka bisa membalas dendam serta memancing beberapa orang?” ujar Rouhani.
Netanyahu membalasnya dengan menyatakan bahwa pemikiran Israel terlibat di dalam aksi itu adalah salah dan menggelikan. Ia bahkan menambahkan bahwa lebih banyak negara Barat yang harus mengutuk pemerintah Teheran karena telah berusaha untuk menghentikan protes warganya.
“Sayangnya banyak pemerintah Eropa hanya terdiam saat orang-orang muda Iran yang heroik dipukuli di jalanan. Itu tidak benar, dan saya tidak akan tinggal diam,” tambahnya.