Kabar24.com, DENPASAR -- Kepala Dinas Pariwisata Badung I Made Badra mengatakan pemerintah dan pelaku pariwisata saat ini seharusnya lebih memikirkan rencana mitigasi ketimbang melakukan promosi pariwisata.
Menurutnya, promosi pariwisata baru akan dilakukan jika Gunung Agung tidak sedang mengalami erupsi.
"Sekarang ini yang harus kota fokuskan adalah mitigasi plan," katanya kepada Bisnis, Selasa (19/12/2017).
Kata dia, jangan sampai kejadian saat erupsi lalu terjadi yakni pelaku pariwisata di Bali bersama pemerintah daerah maupun pusat ternyata belum siap menjalankan rencana mitigasi. Seperti misalnya ada pungutan Rp300 ribu ke setiap wisatawan yang pulang menggunakan angkutan darat hingga banyaknya calo yang mengambil keuntungan ke wisatawan.
"Sekarang kita tidak lagi berpikir hal lalu, ke depan kita harus berpikir mitigasi plan sebaik mungkin," katanya.
Sementara, saat ini, diakuinya pemerintah bersama pelaku pariwisata sedang menggodok rencana mitigasi terbaik yang akan diberikan ke wisatawan.
Saat ini ada beberapa langkah mitigasi yang sudah direncanakan seperti tidak hanya menggunakan bus menuju bandara terdekat, melainkan juga fast boat dari Kedonganan ke Banyuwangi yang ditempuh dalam waktu 2,5 jam.
"Kita juga mengusulkan agar berkoordinasi dengan Panglima TNI agar disiapkan pesawat hercules dan ini masih dikoordinasikan," katanya.
Menurutnya, saat ini pemerintah harus benar-benar berani menjamin keamanan wisatawan selama berada di Bali. Jika erupsi terjadi, wisatawan harus dipastikan mendapat fasilitas gratis menginap satu malam. Kemudian, keesokan harinya dihantarkan menggunakan bus gratis ke bandara terdekat.
Namun, dia tidak menampik promosi tetap penting dilakukan hanya saja jika Gunung Agung benar-benar tidak mengalami erupsi.
"Pemulihan dapat kita lakukan dengan big sale, tetapi sekarang ini yang kita fokuskan adalah rencana mitigasi," katanya.