Bisnis.com, SURABAYA – Ekspor kayu dan barang dari kayu Provinsi Jawa Timur mencapai US$1,18 miliar selama Januari—November 2017 atau naik 13,41% dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar US$1,04 miliar.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur menunjukkan produk kayu dan barang dari kayu merupakan komoditas ekspor dengan nilai ekspor terbesar kedua setelah perhiasan dan permata, dengan pencapaian ekspor lebih dari US$1 miliar setiap tahunnya.
Kepala BPS Jatim, Teguh Pramono mengungkapkan produk kayu dan barang dari kayu asal Jatim berkualitas baik dan sangat diminati oleh negara-negara barat terutama Uni Eropa dan Amerika Serikat.
“Kalau kita lihat nilainya, ekspor kayu dan barang dari kayu pada November 2017 itu mencapai US$127,54 juta atau naik sebesar 4,98% dari bulan sebelumnya. Produk olahan kayu merupakan komoditas ekspor andalan Jatim,” ujar Teguh di Surabaya, Senin (18/12).
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian dan Kayu Olahan Indonesia (Indonesian Sawmill & Wood Working Association/ISWA) Komisariat Jawa Timur Choiril Muchtar menyampaikan produsen kayu olahan di Jawa Timur menargetkan nilai ekspor produk sepanjang tahun ini dapat mencapai US$1,3 miliar.
“Target ekspor kami US$1,3—US$1,4 miliar sampai akhir tahun ini. Beberapa pasar memang meningkatkan pembelian seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Australia yang gencar membeli produk decking dan pertumbuhan [ekspor] ke India juga sangat baik,” jelas Choiril.
Jawa Timur mendominasi ekspor produk kayu olahan nasional dengan kontribusi lebih dari 35% dari total pengapalan. Di provinsi paling ujung timur Pulau Jawa tersebut, sedikitnya 217 perusahaan hilir kayu beroperasi dengan total serapan tenaga kerja mencapai lebih dari 67.000 orang.