Bisnis.com, LONDON - Perdana Menteri Inggris Theresa May pada Sabtu (9/12/2017) mengucapkan selamat kepada timpalannya dari Irak Haider Al-Abadi mengenai kemenangan atas ISIS, tapi memperingatkan kelompok fanatik tersebut "belum dikalahkan".
Petempur fanatik "masih menimbulkan ancaman buat Irak, termasuk dari perbatasan Suriah", kata May di dalam satu pernyataan yang dikeluarkan di London, setelah Perdana Menteri Irak pada Sabtu pagi menyatakan berakhirnya perang melawan kelompok fanatik itu.
Al-Abadi mengumumkan IS, yang juga dikenal dengan nama ISIS atau Da'esh, tidak lagi menduduki wilayah penting di Irak, dan perang melawan IS berakhir setelah lebih dari tiga tahun operasi tempur.
"Saya mengucapkan selamat kepada Perdana Menteri Al-Abadi dan semua rakyat Irak atas saat bersejarah ini," kata May, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad siang. "Ini menunjukkan babak baru ke arah negara yang lebih damai dan makmur." "Namun kita harus jelas, bahwa meskipun Da'esh gagal, mereka belum dikalahkan," kata wanita perdana menteri tersebut. "Mereka masih menimbulkan ancaman buat Irak, termasuk dari seberang perbatasan Suriah." Pasukan Irak menyerang daerah kantung petempur IS dari gurun di Irak Barat pada Sabtu, dan mengamankan perbatasan negeri tersebut dengan Suriah, langkah yang menandai akhir dari operasi tempur melawan petempur garis keras.
ISIS dengan cepat merebut banyak wilayah di Irak dan Suriah dan mengumum kehalifahan pada 2014. Kelompok itu menguasai lebih dari 34.000 mil persegi wilayah dari pantai Laut Tengah dan ke selatan Baghdad.
Operasi untuk menghapuskan petempur IS berlangsung selama lebih dari tiga tahun dan sebanyak 25.000 serangan udara koalisi. Pasukan Irak terus mendesak ISIS ke luar negeri tersebut selama beberapa bulan belakangan.
Baca Juga
Tentara Irak pada November merebut Kota Kecil Rawa, salah satu kubu terakhir ISIS di negeri tersebut. Pada saat itu, hanya daerah kantung perlawanan ISIS yang tersisa.