Kabar24.com, JAKARTA—Pilkada serentak 2018 dinilai akan menimbulkan konflik yang lebih besar dibandingkan hajatan demokrasi serupa sebelumnya.
Direktur Eksekutif Rumah Bebas Konflik Abdul Ghofur menyebut ada tiga faktor utama yang menjadi pemicu lebih besarnya konflik politik saat pilkada serentak 2018.
“Faktor pertama karena pilkada serentak 2018 beririsan dengan pelaksanaan tahapan pemilu legislatif dan presiden 2019. Pilkada 2018 jadi cermin tahun berikutnya sehingga partai politik akan habis-habisan di sana,” ujarnya, Selasa (7/11/2017).
Baca Juga
Selain itu, kata dia, pilkada serentak 2018 melibatkan lebih banyak daerah dengan total 17 provinsi dan 154 kabupaten/kota.
Terakhir, ajang kontestasi demokrasi tahun depan akan menjadi duplikasi tren konflik pilkada serentak 2017.