Kabar24.com, LONDON - Miliarder Arab Saudi Pangeran Alwaleed dan 10 Pangeran lainnya yang ditangkap komisi antikorupsi negeri itu dikabarkan akan ditahan di sebuah hotel terkemuka.
New York Times melalui laman nytimes.com menuliskan bahwa Hotel Ritz Carlton di Riyadh, yang de fakto merupakan hotel kerajaan, diamankan pada Sabtu (4/1/2017).
Hal itu menimbulkan rumor bahwa hotel mewah tersebut akan digunakan untuk menampung para bangsawan yang ditahan.
Sementara itu, bandara untuk pesawat pribadi telah ditutup. Kondisi itu serta merta menimbulkan spekulasi bahwa putra mahkota Pangeran Mohammad bin Salman sedang berusaha untuk menghalangi Alwaleed melarikan diri sebelum penangkapan dilakukan.
Menurut New York Times, dimonitor Minggu (5/11/2017), Arab Saudi mengumumkan penangkapan pada Sabtu malam terhadap miliarder terkemuka Pangeran Alwaleed bin Talal, ditambah setidaknya 10 pangeran lainnya, empat menteri dan puluhan mantan menteri.
Pengumuman penangkapan dilberitakan Al Arabiya, jaringan televisi satelit milik Saudi yang siarannya disetujui secara resmi oleh Kerajaan. Penangkapan Pangeran Alwaleed dinilai akan mengirimkan gelombang kejut baik melalui Kerajaan maupun pusat keuangan utama dunia.
Dia mengendalikan perusahaan investasi Kingdom Holding dan merupakan salah satu orang terkaya di dunia, dengan saham utama di News Corp, Time Warner, Citigroup, Twitter, Apple, Motorola dan banyak perusahaan terkenal lainnya.
Pangeran Alwaleed juga mengendalikan jaringan televisi satelit yang ditonton di seluruh dunia Arab.
Kampanye Pembersihan
Penangkapan terhadap Alwaleed dan sejumlah Pangeran dan bangsawan lainnya tampaknya merupakan langkah terakhir untuk mengkonsolidasikan kekuatan Putra Mahkota Mohammad bin Salman, putra kesayangan sekaligus penasihat utama Raja Salman.
Pada usia 32, suara Putra Mahkota sudah mendominasi kebijakan militer, luar negeri, ekonomi, dan sosial Arab Saudi. Hal itu menimbulkan ketidakpuasan di kalangan keluarga kerajaan.
Dia dinilai telah mengumpulkan terlalu banyak kekuatan pribadi, dan pada usia yang sangat muda.
Raja Salman telah memutuskan pembentukan komite anti-korupsi baru yang kuat, dipimpin Putra Mahkota, hanya beberapa jam sebelum komite tersebut memerintahkan penangkapan.
Al Arabiya mengatakan bahwa komite antikorupsi memiliki hak untuk menyelidiki, menangkap, melarang melakukan perjalanan, atau membekukan aset siapa pun yang dianggap korup.
Kegiatan Terakhir Alwaleed
Bulan lalu Pangeran Alwaleed memberikan kesempatan wawancara kepada kalangan media Barat. Saat itu ia berbicara tentang mata uang, mata uang kripto (crypto currencies) dan rencana Arab Saudi untuk melakukan penawaran umum saham di perusahaan minyak negara, Aramco.
Dia juga baru saja secara terbuka berbicara dengan Presiden Donald J. Trump. Alwaleed adalah bagian dari sekelompok investor yang membeli kontrol Hotel Plaza di New York dari Trump.Dia juga membeli kapal pesiar mahal dari Trump.
Hubungan Alwaleed dan Trump sempat berlangsung buruk. Dalam pesan twitter pada tahun 2015. Alwaleed menyebut Trump "aib tidak hanya untuk GOP (Partai republik) tapi juga untuk seluruh Amerika."
Trump membalas, juga di Twitter, bahwa "Pangeran pemabuk @Alwaleed_Talal ingin mengendalikan politisi AS dengan uang ayahnya."
Sebelum bertengkar dengan Trump, Pangeran Alwaleed ditolak oleh Wali Kota Rudolph W. Giuliani, yang menolak sumbangan US$ 0 juta untuk korban serangan teroris 11 September di New York karena pangeran tersebut juga mengkritik kebijakan luar negeri Amerika.
Sebagai Presiden, Trump telah mengembangkan hubungan yang hangat dan saling mendukung dengan Putra Mahkota yang berkuasa.
Pada usia 32, Putra Mahkota Mohammad bin Salman sudah menjadi suara dominan dalam kebijakan militer, asing, ekonomi dan sosial Saudi.
Namun, kenaikannya yang cepat juga telah membuat orang Saudi terbelah. Banyak yang memuji visinya, memberi dukungan karena berupaya mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi kerajaan dan menyusun rencana untuk bergerak meninggalkan ketergantungannya pada minyak.
Kelompok lain melihatnya sebagai orang yang kurang ajar, haus kekuasaan dan tidak berpengalaman, dan mereka membenci dia karena melewati kerabatnya yang lebih tua dan memusatkan begitu banyak kekuatan di satu keluarga.
Setidaknya tiga pejabat senior Gedung Putih, termasuk menantu presiden, Jared Kushner, dilaporkan berada di Arab Saudi bulan lalu untuk pertemuan yang tidak diungkapkan pada saat itu.