Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GUNUNG AGUNG AWAS : Kerugian Ekonomi hingga Rp2 Triliun

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, bahwa kerugian ekonomi akibat Gunung Agung berstatus awas diperkirakan Rp1,5 triliun hingga Rp2 triliun
Asap mengepul dari kawah Gunung Agung yang berstatus awas terlihat dari Desa Amed, Karangasem, Bali, Jumat (29/9)./ANTARA-Nyoman Budhiana
Asap mengepul dari kawah Gunung Agung yang berstatus awas terlihat dari Desa Amed, Karangasem, Bali, Jumat (29/9)./ANTARA-Nyoman Budhiana

Kabar24.com, DENPASAR - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, bahwa kerugian ekonomi akibat Gunung Agung berstatus awas diperkirakan Rp1,5 triliun hingga Rp2 triliun

Hal itu disampaikan Sutopo melalui siaran pers, Sabtu (28/10/2017). Menurut Sutopo kerugian itu di antaranya berasal dari sektor pariwisata Rp264 miliar, sektor perbankan Rp1,05 triliun, sektor hilangnya pekerjaan para pengungsi Rp204,5 miliar, sektor pertanian, peternakan, kerajinan Rp100 miliar, serta sektor pertambangan dan pembangunan Rp200-500 miliar.

Kerugian ini belum memperhitungkan sektor pendidikan dan kesehatan yang juga terdampak langsung.

Sampai sekarang Pemerintah Provinsi Bali dan kabupaten/kota di Bali terus melakukan penanganan darurat dibantu pemerintah pusat dari kementerian/lembaga, NGO, dunia usaha dan masyarakat.

BNPB mengordinasikan potensi nasional dengan mendirikan Pos Pendampingan Nasional di Karangasem Bali.

“Kami berharap semoga aktivitas vulkanik Gunung Agung kembali normal sehingga masyarakat Bali dapat kembali ke rumahnya dan melakukan aktivitas kehidupan normal,” tuturnya.

Sementara itu, Gubernur Provinsi Bali kembali memperpanjang masa keadaan darurat penanganan pengungsi Gunung Agung selama 14 hari ke depan. Masa keadaan darurat berlaku 27 Oktober- 9 November 2017.

Perpanjangan masa keadaan darurat ini adalah yang ketiga kalinya sejak Gunung Agung dinaikkan status Awas (level 4) oleh PVMBG pada 22 September 2017.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Feri Kristianto
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper