Kabar24.com, JAKARTA - Bulan depan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan bertemu dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte dalam kunjungan 12 harinya ke Asia dan Hawaii.
Sekretaris Pers Sarah Huckabee mengatakan Trump akan mengadakan pertemuan bilateral dengan Duterte dan pejabat Filipina lainnya dalam acara makan malam KTT Asean.
Selain dengan Presiden Filipina, Trump juga akan menghadiri sejumlah pertemuan bilateral lain dalam kunjungannya tersebut, termasuk Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Korea Selatan Moon Jae In dan Presiden China Xi Jin Ping.
Namun, diskusi dengan Duterte, yang pemerintahannya dituduh melakukan pembunuhan di luar ketentuan hukum sebagai tindakan memerangi narkoba, akan menjadi sorotan.
Sebelumnya, pada April lalu Trump didera reaksi negatif setelah berbicara melalui sambungan telepon dengan Duterte yang menurutnya sangat ramah. Kritik atas Trump semakin kencang saat mengundang pemimpin Filipina ke Gedung Putih.
Seperti diberitakan CNBC pada Selasa (17/10/2017) dalam pembicaraan melalui telepon dengan Duterte, Trump memberi selamat atas usahanya yang luar biasa dalam menangani masalah narkoba.
Baca Juga
Sebelumnya, CNBC melaporkan perkiraan polisi terkait jumlah warga yang tewas dalam operasi melawan narkoba mencapai 3.850 orang sejak Juli 2016 hingga bulan lalu. Kelompok HAM mengatakan jumlah sebenarnya bisa jadi jauh lebih tinggi.
Tahun lalu, Duterte sesumbar bahwa dirinya secara pribadi telah membunuh tersangka kriminal saat berpatroli di Davao. Duterte pernah menjadi menjadi wali kota di Davao.
Ketika mengumumkan terkait rencana perjalanan Trump bulan lalu, Gedung Putih memang mengatakan akan ada kunjungan ke Filipina. Namun, tidak pernah menyinggung pertemuan dengan Duterte
Dalam perjalana selama 12 hari tersebut, Trump berencana mendiskusikan program rudal dan nuklir Korea Utara, serta perjanjian dagang dengan negara-negara Asia.