Kabar24.com, JAKARTA - Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyimpan 5.932 butir amunisi senjata Stand Alone Grenade Lancher (SAGL) milik Korps Brimob Mabes Polri di gudang senjata milik TNI.
"Tadi malam amunisi tersebut sudah dipindahkan ke gudang amunisi Mabes TNI, sesuai dengan katalog yang menyertai sejumlah 5.932 butir munisi dalam 71 koli," kata Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Wuryanto dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, amunisi yang dititipkan Mabes TNI itu adalah amunisi tajam yang mempunyai radius mematikan 9 meter dan jarak capai 400 meter.
Wuryanto menjelaskan, amunisi ini tergolong amunisi tajam yang ukurannya tidak sesuai standar. Apabila mengacu Inpres nomor 9 tahun 1976 tentang pengawasan dan pengendalian senjata api, maka kaliber amunisi Brimob ini sudah masuk standar militer, 5,56 mm.
"Keistimewaan amunisi ini adalah yang pertama setelah meledak pertama kemudian meledak yang kedua dan menimbulkan pecahan-pecahan dari tubuh granat itu berupa logam-logam kecil yang melukai maupun mematikan," kata Wuryanto.
Granat ini juga bisa meledak sendiri tanpa impact (tanpa benturan) setelah 14-19 detik lepas dari Laras.
Wuryanto mengaku tidak mengetahui pasti berapa lama munisi itu disimpan di gudang senjata Mabes TNI.
"Untuk sampai kapan, nanti ada aturannya sendiri. TNI bertanggung jawab dalam pengamanan selama penyimpangan. Pasti aman disimpan di gudang amunisi TNI karena gudang munisinya sudah memiliki standar keamanan," kata Wuryanto.
Sebelumnya, Kadivhumas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan Kementerian Politik Hukum dan HAM akan membahas aturan pengadaan import senjata agar tidak menimbulkan polemik.
"Akan membentuk pokja (kelompok kerja) untuk mengatur peraturan tentang senjata api. Leader-nya Kemenkopolhukam," kata Setyo, Jumat pekan lalu.
Menurut Setyo, Mabes TNI akan mengeluarkan surat rekomendasi senjata SAGL milik Korps Brimob kecuali amunisi peluru SAGL itu dititipkan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.
Jumlah senjata yang diimpor Korps Brimob ini adalah 280 pelontar granat SAGL kaliber 40x46 mm dan 5.932 butir amunisi granat. Senjata-senjata ini tertahan di Gudang Kargo Unex, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.