Kabar24.com, JAKARTA- Pengamat Politik Universitas Indonesia Arbi Sanit menilai dukungan partai politik terhadap bakal calon Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil cenderung lambat seiring belum adanya gebrakan berarti yang dilakukannya.
Dia mengatakan Ridwan Kamil harus banyak melobi para pendukung di kalangan pengusaha untuk membantu membujuk partai politik bersedia mengusungnya untuk Pilgub Jabar 2018.
"Mau tidak mau urusan politik itu adalah sponsor untuk partai pengusung. Mungkin saja belum banyak dukungan untuk Ridwan Kamil karena finansialnya belum mencukupi," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Minggu (8/10/2017).
Menurutnya, dukungan para pengusaha dinilai penting untuk memuluskan jalan Emil, sapaan akrabnya untuk maju di Pilgub Jabar dan diusung partai politik, seiring saat ini wali kota Bandung tersebut baru mengantongi 12 kursi dari Partai Nasional Demokrat dan Partai Kebangkita Bangsa.
Emil, kata dia, harus berusaha meyakinkan partai politik untuk menggenapkan dukungan 21 kursi sesuai peraturan yang ditetapkan. Selain itu, Emil harus menciptakan akselerasi politik yang bisa membuat warga Jabar berkesan.
"Kalau dulu di DKI ada Jokowi yang menggebrak dengan blusukannya. Sekarang Ridwan Kamil apa. Dia harus mempunyai pembeda agar partai politik dan masyarakat bisa memilihnya," paparnya.
Baca Juga
Seperti diketahui, Pilgub Jabar 2018 sudah mulai memanas. Ada beberapa nama yang digadang-gadang akan bersaing menjadi orang nomor satu di Jabar ini antara lain Ridwan Kamil sebagai wali kota Bandung, Dedi Mulyadi sebagai bupati Purwakarta dan Dedi Mizwar yang saat ini menjabat wakil gubernur Jabar.
Sementara itu, Ridwan Kamil saat berkunjung ke Depok pada Sabtu (7/10) optimistis bisa menggaet partai politik untuk menggenapkan syarat 20 kursi. Dia menegaskan saat ini dirinya sudah mengantongi 12 kursi.
"Saya sedang menjajaki partai-partai politik untuk mencari dukungan 8 kursi lagi. Dalam dua pekan saya yakin 95% dukungan dari partai sudah bulat. Tapi saya belum bisa ungkapkan sekarang," paparnya.
Emil menuturkan dirinya telah memiliki impian untuk memajukan Jawa Barat dengan berbagai programnya antara lain memajukan teknologi dan informasi, meningkatkan perekonomian dan program lainnya.
Di Depok, misalnya, dia memberi contoh potensi pariwisata airnya cukup besar seiring kota tersebut dikenal sebagai daerah paling banyak memiliki danau atau setu. Namun, dia menyayangkan belum ada inovasi yang bisa dimanfaatkan untuk menjadikan setu-setu yang sebagai lokasi wisata.
"Danau itu sebetulnya sangat bisa dijadikan sebagai tempat wisata bukan hanya dibiarkan begitu saja," paparnya.
Dia memaparkan Depok juga dikenal sebagai gudangnya para pegiat digital seiring banyaknya komunitas digital dan pengusaha rintisan yang berhasil menjadi besar.
"Optimisme Depok sebagai kota moderen dan manusiawi sangat bisa tercapai. Saya akan lakukan seperti saat ini di Bandung yang mewajibkan para camat dan lurah melek teknologi informasi. Kalau mereka tidak nurut bantuan tak akan turun," paparnya.
Dia juga meminta agar pemerintah daerah dapat lebih memanfaatkan teknologi informatika untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat. Kota Bandung telah membuktikannya.
"Saya membuat aplikasi agar pelaporan dapat cepat sampai, kalau tidak ada teknologi ini bagaimana saya bisa tahu masalah-masalah yang terjadi di daerah-daerah, jadi setiap ada masalah dapat ditangani dengan cepat,” katanya.
Dia berjanji, pemanfaatan teknologi informatika akan menjadi keharusan di seluruh wilayah pemerintahannya, bila dia terpilih menjadi Gubernur Jawa Barat.