Kabar24.com, JAKARTA - Para hacker yang dibantu pemerintah Rusia dilaporkan telah mencuri dokumen sangat rahasia milik Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) pada 2015 setelah seorang pegawai kontrak memasukkan data dokumen tersebut ke komputer pribadinya.
Sebagaimana dilaporkan harian The Wall Street Journal dengan mengutip sumber terpercaya, disebutkan bahwa aksi kejahatan itu berupa penetrasi pada jaringan komputer asing dan melindungi dari serangan siber yang dianggap sebagai sebagai salah satu pelanggaran hukum paling berat hingga kini.
Dalam berita terbarunya, The Washington Post menulis bahwa pegawai kontrak tersebut telah bekerja di bagian unit Operasi Akses Khusus NSA dan memberikan data itu kepada para hacker elite sebelum dia dipecat pada 2015.
Pihak NSA tidak mau berkomentar terkait hal itu dengan menyatakan kebijakan NSA tidak boleh berkomentar soal isu pribadi maupun mitranya. Reuters pun tidak bisa memverifikasi laporan tersebut.
Jika terkonfirmasi, maka pencurian data tersebut akan menjadi salah satu kejahatan paling berat atas data rahasia dari sebuah badan keamananan. Kasus yang sama terjadi ketika terjadi pembocoran data pemantauan rahasia AS yang dilakukan pegawai kontrak Edward Snowden pada 2013.
Pegawai kontrak lainnya, Harold Martin tengah menunggu sidang pengadilan atas tuduhan menyalin data dokumen rahasia NSA ke komputer pribadinya.
Baca Juga
The Washington Post melaporkan bahwa Martin tidak terlibat dalam kasus pembocoran dokumen rhasia itu. Anggota Senat dari Partai Republik, Ben Sasse mengatakan jika kasus itu benar adanya maka perbuatan itu sangat membahayakan.
NSA harus menyelesaikan kasus kejahatan yang dilakukan oleh pegawai kontrak tersebut, ujarnya sebagaimana dikutup Reuters, Jumat (6/10/2017).