Kabar24.com, MATARAM--Ekspor gerabah dari sentra industri di Desa Banyumulek, Kediri, Lombok Barat belum kembali normal pasca terjadinya Bom Bali pada 2002 silam.
Menurut Haeniatun, pemilik Berkat Sabar Artshop, saat ini pihaknya hanya melayani pengiriman ke Spanyol, sedangkan negara lain belum ada permintaan.
"Sebelum peristiwa Bom Bali I, pesanan dari luar negeri seperti Australia, Italia, Belanda, Prancis, dan Spanyol berjalan lancar. Sekarang yang tersisa hanya satu tamu tetap yaitu dari Spanyol," jelasnya, Kamis (5/10/2017).
Dia mengatakan permintaan gerabah produksi pihaknya masih turun sebesar 30%. Alhasil, saat ini yang diandalkan hanya pembeli harian yang sebagian besar adalah wisatawan domestik dan mancanegara.
Haeniatun menambahkan kunjungan wisatawan harian cukup membantu pemasaran gerabah hasil produksinya.
Rerata dirinya masih mampu mendulang hingga Rp50 juta.
Baca Juga
Berkat Sabar Artshop memproduksi beragam jenis gerabah seperti asbak hingga pot bunga berukuran besar.
Bahan baku tanah liat yang dipergunakan untuk gerabah diambil dari Gunung Sasak yang kemudian dicampur dengan pasir.