Kabar24.com, WASHINGTON - Kekhawatiran tentang keselamatan dan mungkin juga terkait lapangan kerja yang diserobot membuat warga Amerika "lebih khawatir daripada antusias" atas kehadiran robot dan kecerdasasan buatan lainnya.
Mereka mengaku lebih khawatir daripada antusias atas kehadiran mobil tanpa sopir, pengasuh robot dan masa depan di mana robot-robot dan komputer-komputer melakukan banyak pekerjaan yang saat ini dilakukan manusia. Demikian hasil survei Pew Research Center yang dirilis Rabu (4/10/2017).
Survei yang mewakili secara nasional terhadap 4.135 orang dewasa AS, menemukan bahwa 72% orang Amerika sangat atau agak khawatir tentang kemungkinan tenaga kerja robot menggantikan manusia -- lebih dari dua kali lipat pangsa (33%) yang antusias dengan prospek ini.
Warga Amerika juga sekitar tiga kali lebih mungkin untuk menyatakan kekhawatiran (67%) daripada antusias (22%) atas algoritma yang dapat membuat keputusan perekrutan tanpa keterlibatan manusia.
Pandangan-pandangan publik terhadap mobil tanpa sopir dan pengasuh robot agak lebih seimbang: 54% orang Amerika mengungkapkan kekhawatiran tentang pengembangan kendaraan otomatis dengan 40% mengekspresikan antusiasme, sementara 44% antusias dan 47% khawatir atas kemungkinan hadirnya pengasuh robot.
"Studi ini menunjukkan bahwa masyarakat sangat waspada terhadap penggunaan mesin untuk menggantikan tanggung jawab manusia dan pengambilan keputusan manusia," kata penulis utama Aaron Smith, salah satu direktur riset di Pew Research Center, dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga
"Meskipun mereka mengantisipasi beberapa keuntungan dari tren yang berkembang menuju otomasi, mereka khawatir bahwa teknologi-teknologi paling maju sekalipun tidak dapat benar-benar meniru kreativitas dan wawasan manusia," kata Smith.
Survei tersebut menemukan bahwa sebagian besar orang Amerika enggan naik mobil tanpa sopir, menggunakan pengasuh robot, atau melamar pekerjaan yang menggunakan program komputer untuk memilih pemohon, walaupun sebagian besar orang Amerika mengharapkan sebagian besar mobil-mobil di jalan menjadi tanpa pengemudi dalam 50 tahun ke depan.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa warga Amerika pada umumnya sangat mendukung kebijakan yang membatasi jangkauan teknologi otomasi, dan yang menempatkan manusia lebih sepenuhnya dalam mengendalikan proses mereka.
"Jika mesin mampu melakukan banyak pekerjaan manusia, 85% orang Amerika mendukung mereka untuk melakukan pekerjaan yang berbahaya atau tidak sehat bagi manusia," tulis survei tersebut.
"Demikian pula, sebagian besar orang Amerika (87%) akan menyukai persyaratan bahwa semua kendaraan tanpa sopir memiliki manusia di kursi pengemudi yang bisa mengambil alih mobil jika terjadi keadaan darurat."
Survei tersebut juga menemukan kira-kira tiga perempat orang Amerika (77%) menganggap setidaknya agak realistis bahwa robot dan komputer suatu hari nanti dapat melakukan banyak pekerjaan yang saat ini dilakukan oleh manusia.
Meski begitu, hanya 30% yang berpikir sangat atau agak mungkin bahwa pekerjaan atau profesi mereka sendiri akan dilakukan oleh robot atau komputer dalam semasa hidup mereka.
Sedangkan 6% orang Amerika melaporkan bahwa mereka telah terkena dampak otomasi dalam bentuk pekerjaan atau upah yang hilang, menurut survei tersebut.
Selain itu, banyak orang Amerika menganggap sangat atau agak mungkin bahwa pekerjaan seperti pekerja makanan cepat saji (77%) dan pemroses klaim asuransi (65%) akan digantikan oleh robot atau komputer selama masa hidup mereka, sementara sekitar setengahnya berharap hal yang sama akan menjadi kenyataan pada pekerjaan seperti insinyur perangkat lunak (53%) atau petugas hukum (50%).
Di sisi lain, sedikit sekali yang memperkirakan bahwa guru (36%) atau perawat (20%) akan digantikan oleh mesin selama periode tersebut, survei tersebut menambahkan.