Bisnis.com, JAKARTA - Untuk menciptakan suasana menyenangkan, tenaga pendidik perlu merancang model dan juga instrumen dalam mengajar. Entah itu menggunakan alat peraga atau media audio visual yang juga memiliki fungsi menghibur. Seperti menambahkan unsur permainan, praktek ataupun menyampaikan lewat film.
Media pembelajaran yang menyenangkan dan dapat menjembatani siswa memahami materi belajar salah satunya lewat media film. Gambar bergerak yang dilengkapi dengan audio ini sejak dahulu diyakini mampu memberikan nilai pendidikan bagi anak-anak maupun semua kalangan usia. Baik itu film industri maupun film khusus yang dibuat untuk pengajaran.
Aktor sekaligus sutradara Aditya Gumay mengatakan, film tak hanya memiliki fungsi menghibur ataupun sebagai hasil budaya saja. Namun, sutradara kelahiran 4 Oktober 1966 sangat sepakat jika film dianggap sebagai media pendidikan. Oleh karena itu, Aditya menekankan untuk tidak membuat film yang sia-sia.
"Film itu pengerjaannya minimal enam bulan. Jadi jangan bikin film yang sia-sia," ujarnya dalam diskusi bertajuk Pendidikan Lewat Film yang diselenggarakan Pusat Pengembangan Perfilman Kemdikbud.
Bagi Aditya sendiri yang telah memproduksi tujuh buah film, karyanya tak sekadar menjadi tontonan, tetapi juga menjadi sumber pembelajaran dan kebaikan untuk orang banyak. Oleh karena itu, Aditya sangat berhati-hati dalam menggarap sebuah film.
"Saya cukup berhati-hati dalam membuat film karena film saya harus menjadi amal jariyah," tuturnya.
Menurut Aditya, perkembangan teknologi saat ini membuat metode pendidikan dan pengajaran juga semakin berkembang. Khususnya penggunaan media audio visual yang juga semakin menarik untuk pembelajaran.
"Film itu salah satu media strategis untuk pembelajaran di kelas sebagai media belajar," tuturnya.
Oleh karena itu, menurut Aditya, para pengajar saat ini selain mengandalkan film-film pendidikan yang telah disediakan, ada baiknya juga belajar membuat film sendiri. "Sekarang membuat film dari gadget pun bisa. Tak harus dari kamera yang bagus," tuturnya.
Dalam beberapa kesempatan, Aditya juga kerap memberikan workshop dan pelatihan membuat film pendek untuk para guru. Hasil dari film tersebut kemudian akan menjadi media pembelajaran yang unik bagi siswa-siswi.
"Berangkat dari hal-hal sederhana saja, membuat film satu atau dua menit. Terpenting jelas pesan yang ingin disampaikan," ujarnya.
Sineas yang kini menjadi Ketua Festival Film Indonesia 2017 Leni Lolang justru melihat dari sisi berbeda. Menurutnya, film sebagai media pendidikan kini telah merambah pada perkembangam sineas-sineas baru di kalangan pelajar.
"Ada 190 festival film pendek di Indonesia. Ini adalah kabar yang sangat membanggakan karena berarti perkembangan film di Indonesia bagus," ujarnya.
Leni mencontohkan sebuah festival film di Purbalingga yang menghasilkan banyak karya film pendek dari anak-anak SMA. "Ada 12 karya film dari anak SMA yang sangat bagus dan membanggakan," katanya.
Oleh karena itu, menurut Leni selain menggunakan media film sebagai pembelajaran, sebaiknya para siswa juga dimotivasi untuk menghasilkan sebuah film. "Sambil buat film, anak juga bisa sambil belajar," katanya.