Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu pemain besar di industri kosmetik Korea, Amorepacific Corp, mulai mengalihkan fokus pasarnya dengan mengincar konsumen wanita Muslim di Asia Tenggara.
Hal tersebut dilakukan menyusul adanya potensi gangguan penjualan perseroan dampak dari ketegangan geopolitik di Semenanjung Korea.
Aksi peluncuran rudal Korut yang ditanggapi oleh Korea Selatan dengan memasang sistem anti-rudal (THAAD) buatan Amerika Serikat membuat Pemerintah China memutuskan menghentikan penjualan paket wisata ke Korea Selatan. Negeri Panda juga membatasi penjualan produk kosmetik asal Negeri Ginseng di negaranya.
Adapun konsumen asal China menyumbang 19% pendapatan perusahaan pada tahun lalu. Konflik geopolitik tersebut juga membuat saham perusahaan turun 21% pada tahun ini.
Dalam keterangan resminya, Amorepacific mengaku akan menciptakan produk baru yang cocok bagi wanita Muslim dan berkulit lebih gelap di negara-negara Asean seperti Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
Hal ini menandai pergerseran fokus bisnis dan pasar yang signifikan dari Amorepacific. Pasalnya selama ini perusahaan tersebut cenderung memfokuskan diri menciptakan kosmetik untuk wanita berkulit putih. Tercatat, sekitar 90% pendapatan perusahan selama ini dihasilkan dari pasar Korsel dan China.
"Keanekaragaman Asia Tenggara adalah sebuah tantangan. Kawasan ini lebih menantang dibandingkan dengan China dan Korsel sendiri," kata Robin Na, Kepala Operasional Amorepacific di Asia Tenggara, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (19/9/2017).
Amorepacific juga mengatakan, dalam mengembangkan pasarnya di Asia Tenggara, pihaknya akan memperkuat citra dari lima mereknya yakni Laneige, Innisfree, Etude House, Sulwhasoo dan Mamonde.
Adapun saat ini, pasar Asia Tenggara hanya menghasilkan 150 miliar won (US$133 juta) dari penjualan Amorepacific pada tahun lalu. Jumlah itu memiliki porsi di bawah 3% dari total penjualan perusahaan secara global.
Meskipun demikian, prestasi penjualan Amorepacific di Asia Tenggara tidaklah terlalu buruk. Porsi pasar kosmetik perusahaan tersebut di Asia Tenggara tercatat mengalami kenaikan sepanjang 2011-2016 sebesar 6%.