Bisnis.com, JAKARTA--Presiden Joko Widodo menyatakan Pemerintah selalu siap membantu menyelesaikan masalah yang menimpa para tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri.
Presiden menjelaskan bahwa saat ini terdapat enam juta Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang tersebar di berbagai negara. Dia pun memahami apabila dari enam juta TKI tersebut ada sebagian TKI yang tengah menghadapi masalah.
"Di setiap negara pasti ada satu, dua, tiga, empat, lima, enam [TKI] yang memiliki masalah," ujarnya saat Temu Kangen Presiden RI dan Ibu Negara yang dihelat di KBRI Singapura, Rabu (6/9) malam, seperti disampaikan dalam keterangan tertulis dari Istana, Kamis (7/9/2017).
Presiden menuturkan, masalah TKI bisa berasal dari tempat bekerja atau majikan yang tidak benar atau masalah berasal dari TKI itu sendiri.
"Oleh sebab itu, saya titip kepada kita semuanya, kita ini membawa nama negara, jadi kalau ada masalah tolong sampaikan ke kedutaan besar, ke Pak Dubes saya sudah titip, ke Bu Menteri Luar Negeri kalau ada masalah cepat selesaikan," kata Kepala Negara.
Namun, Presiden meminta agar sebelum kembali ke tanah air, para TKI menyelesaikan dulu segala macam urusan di negara tempat bekerja.
Baca Juga
"Urusan gajinya, urusan mungkin yang berkaitan dengan hukum harus selesai dulu supaya nanti tidak ada masalah di kemudian hari. Kita ingin semuanya yang bekerja di luar itu, sekali lagi membawa nama negara sehingga marilah kita jaga bersama-sama nama Indonesia," tutur Presiden.
Saat memberikan sambutan, Presiden memaparkan berbagai kemajuan pembangunan infrastruktur, seperti pembangunan jalan tol, pelabuhan laut, bandar udara dan juga pos lintas batas negara (PLBN).
Bahkan, Presiden menunjukkan beberapa kondisi terkini dari PLBN Aruk, PLBN Nanga Badau, PLBN Entikong, PLBN Motaain dan PLBN Motamasin
"Kalau tidak bangun kita jadi minder. Sekarang kita tidak boleh minder karena kita lebih baik," ucap Presiden.
Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Duta Besar Indonesia untuk Singapura I Gusti Ngurah Swajaya.