Kabar24.com, BANDUNG—Kelanjutan pembangunan Jalur Puncak 2 kemungkinan besar tertunda karena pemerintah memprioritaskan untuk memperlebar jalur Puncak 1 Bogor-Cianjur guna memapas kemacetan.
Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan berdasarkan telahaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pembangunan jalur puncak 2 butuh kajian lebih mendalam.
“Kajian lebih mendalam untuk jalur Puncak 2 sangat penting mengingat ini erat kaitannya dengan masalah lingkungan,” katanya di Bandung, Senin (28/8).
Menurutnya Presiden Joko Widodo pun sudah dilapori pihak Kementerian terkait persoalan lingkungan di kawasan Bogor-Cianjur. S
alah satu yang paling krusial menurut Iwa adalah pembangunan jalur puncak 2 akan memicu banyaknya pemukiman.
“Artinya kondisi resapan air tanah di atas kawasan Puncak diprediksi akan rusak,” paparnya.
Baca Juga
Pemerintah lebih mengakomodir usulan dari Gubernur Jabar dan Bupati Bogor untuk memprioritaskan pelebaran jalur Puncak 1.
Mengingat hambatan pelebaran ini terletak pada penempatan warung dan pedagang kaki lima di sepanjang ruas tersebut.
“Apabila jalan puncak 1 dikerjakan, maka Pusat menilai pembangunan puncak 2 tidak perlu dilakukan,” tuturnya.
Dari rapat terakhir pihaknya bersama Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) tergambar jika persoalan penempatan pedagang di kanan-kiri jalur Puncak 1 bisa diselesaikan dengan penyiapan lahan. Pertama, lahan untuk mendukung pelebaran dan penataan jalur Puncak 1.
“Lalu lahan dan pembangunan kantong-kantong untuk memindahkan warung dan pedagang kaki lima,” ujarnya.
Pemprov Jabar sendiri awalnya berharap pemerintah bisa segera membangun jalur Puncak 2 mengingat sudah ada lahan yang disiapkan. Namun mengingat daya dukung lingkungan bisa terpengaruh atas proyek tersebut maka prioritas pelebaran jalur Puncak 1 bisa dimaklumi. “Kami masih menunggu informasi dan tindak lanjut rencana ini,” katanya.
Menurutnya studi kelayakan sudah dilakukan pemerintah untuk membangun jalur Puncak II. Kondisi eksisting jalan saat ini di wilayah Cipanas-Ciawi dinilai Iwa bisa menjadi gambaran betapa pentingnya studi lama yang dilakukan diperbaharui kembali. “Ini paling mungkin mengatasi berbagai persoalan seperti kecelakaan dan kemacetan,” ujarnya.
Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Jabar M Guntoro mengatakan rencananya jalur Puncak eksisting saat ini akan dilebarkan untuk langkah awal 4 meter mulai dari kawasan Gadog, Cianjur hingga Cisarua, Bogor. “Rencananya pelebaran akan dilakukan 2018, tapi kami belum mendapat informasi lebih lanjut,” paparnya.
Proses pelebaran secara bertahap nantinya akan dilakukan Pusat menunggu proses penertiban pedagang di kanan kiri jalan selesai. Guntoro memaparkan pelebaran akan dimulai dari 4 meter, 7 meter hingga tuntas mencapai 11 meter. “Pelebaran tidak bisa sekaligus, karena penertiban PKL itu butuh proses,” tuturnya.
Sebelumnya Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengaku dampak lingkungan atas jalur Puncak 2 bisa berakibat panjang ke Jakarta. Di satu sisi masalah kemacetan Puncak bisa teratasi, namun kemungkinan Jakarta terdampak lebih terbuka. “Dampaknya banjir di Jakarta bisa lebih parah karena alih fungsi lahan Puncak 2,” katanya.
Karena itu pihaknya bersama Pemkab Bogor lebih setuju jika penambahan kapasitas jalan Raya Puncak lebih diprioritaskan dibandingkan pembangunan jalur Puncak 2.
Rencana pelebaran jalan di Puncak merupakan solusi lain untuk mengantisipasi kemacetan, kecelakaan lalu lintas, dan permasalahan yang ada."Jalan yang sudah ada dilebarkan sangat bagus, kami dari pemerintah provinsi setuju,” cetusnya.
Pembangunan Jalur Puncak 2 sendiri rencananya terbagi menjadi tiga segmen, yakni segmen I pembangunan ruas Sirkuit Sentul-Sukamakmur panjang 28 kilometer. Segmen II pembangunan ruas Sukamakmur-Transyogie (Tanjungsari) sepanjang 19 kilometer dan segmen III pembangunan ruas jalan Kecamatan Sukamakmur sampai Kota Bunga Cipanas Cianjur sepanjang 6 kilometer.