Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kerugian di Houston Akibat Badai Harvey Membengkak

Dampak ekonomi dari bencana badai Harvey yang terjadi sejak akhir pekan lalu di Houston, Texas, Amerika Serikat, terus menunjukkan pelebaran. Pasalnya kerugian dari bencana tersebut membengkak menjadi US$24 miliar.
ilustrasi/Reuters
ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Dampak ekonomi dari bencana badai Harvey yang terjadi sejak akhir pekan lalu di Houston, Texas, Amerika Serikat, terus menunjukkan pelebaran. Pasalnya kerugian dari bencana tersebut membengkak menjadi US$24 miliar.

Chuck Warson, analis dari Enki Research mengatakan, dampak pada perekonomian makin eluas ketika badai tersebut menyebabkan jaringan listrik mati, transportasi terhent, lonjakan klaim asuransi dan banyak pekerja kehilangan pekerjaannya sementara waktu. Di sisi lain, produksi minyak di kawasan Teluk Meksiko juga tehenti akibat bencana alam terbesar di AS tahun ini tersebut

Hal senada diungapkan oleh Aon Plc dalam risetnya kepada kliennya. Perusahan tersebut menyebtukan, bencana alam tersebut dampaknya akan bertahan cukup lama.

“Dampaknya akan berjalan selama berminggu- minggu, dan jelas ini adalah serangan tak terduga dari sisi ekonomi, di mana banyak penduduk Texas kurang terlindungi oleh jaminan asuransi yang memadai,” tulis Aon dalam risetnya, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin  (28/8/2017)

Aon juga mengatakan, kebanyakan asuransi yang diambil oleh penduduk AS adalah asuransi yang menjamin kerusakan oleh badai angin, bukan oleh banjir. Pasalnya, premi asuransi banjir dinilai sangat mahal. Hal itu membuat proses pemulhan pascabencana diperkirakan akan berjalan lambat.

Bencana badai Harvey ini diperkirakan akan memiliki dampak negatif melampaui badai tropis Allison yang terjadi pada 2001, yang menimbulkan kerugian sekitar US$12 miliar. Kala itu, klaim asuransi yang berhasil dicairkan hanya US$5 miliar.

Adapun, penduduk Houston yang tercatat membeli polis asuransi banjir yang ditawarkan oleh Program Asuransi Banjir Nasional AS (NFIP) tak lebih dari seperenam total penduduk daerah tersebut. Kondisi itu akan membuat lebih dari 1 juta rumah tak mendapatkan klaim asuransi akibat bencana tersebut.

"Banyak dari penduduk kawasan ini  akan berada dalam situasi keuangan yang sangat serius," kata Loretta Worters, juru bicara Lembaga Informasi Asuransi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper