Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kartu Indonesia Sehat Diharapkan Tetap Prioritas

Program pemberian Kartu Indonesia Sehat (KIS) diharapkan menjadi prioritas pemerintah dalam pembangunan sosial.
 Presiden Joko Widodo memberi pengarahan saat menghadiri acara penyerahan Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS), serta pemberian makanan tambahan dan program keluarga harapan, di sela-sela kunjungan kerja di Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/4)./JIBI-Rachman
Presiden Joko Widodo memberi pengarahan saat menghadiri acara penyerahan Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS), serta pemberian makanan tambahan dan program keluarga harapan, di sela-sela kunjungan kerja di Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/4)./JIBI-Rachman

Kabar24.com, JAKARTA--Program pemberian Kartu Indonesia Sehat (KIS) diharapkan menjadi prioritas pemerintah dalam pembangunan sosial.

Saleh Partaonan Daulay, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, mengatakan program KIS dinilai bermanfaat dan dapat membantu masyarakat yang kurang mampu. Karena itu, sangat disayangkan jika pada 2018 pemerintah tidak menganggarkan untuk penambahan kepesertaan baru.

"Pesiden Jokowi dalam pidato tentang nota keuangan dan RAPBN 2018 jelas menyebut bahwa target sasaran program itu masih 92,4 juta orang. Itu artinya, di tahun 2018, tidak ada penambahan kepesertaan baru," tuturnya dalam keterangan resmi, Sabtu (26/8).

Menurutnya, dengan target pemerintah yang menetapkan pada 2019 nanti, kepesertaan program KIS/BPJS Kesehatan akan mencapai 107 juta orang, artinya, masih ada 14,6 juta orang lagi masyarakat yang berhak tetapi belum menerima kartu tersebut.

Jika pada 2018 pemerintah tidak mengalokasikan anggaran untuk penambahan kepesertaan KIS/BPJS Kesehatan dari data PBI (penerima bantuan iuran), dikhawatirkan target tersebut tidak akan tercapai.

"Betul bahwa masih terdapat carut-marut pendataan kepesertaan PBI. Tetapi itu bukan alasan yang bijak untuk meniadakan penambahan kepesertaan pada tahun 2018. Semestinya, pendataan tersebut yang diperbaiki sehingga bantuan tersebut benar-benar tepat sasaran," tambahnya.

Sebelumnya, pemerintah sudah menganggendakan akan ada penambahan sebesar 4 juta orang penerima pada 2018. Sayangnya, dalam nota keuangan yang disampaikan presiden agenda penambahan itu menjadi tidak terlihat.

Anggota Fraksi Partai Amanat Nasional ini menambahkan jika ada penambahan sebesar 4 juta orang masyarakat tidak mampu, anggaran yang diperlukan hanya 1,1 Triliun.

"Saya berharap pemerintah bisa mempertimbangkan ulang agar penambahan kepesertaan KIS/BPJS kesehatan dari data PBI bisa tetap diadakan. Masyarakat yang kurang mampu tentu sangat senang jika hak kepesertaan mereka segera dipenuhi oleh pemerintah".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper