Kabar24.com, JAKARTA--Program pemberian Kartu Indonesia Sehat (KIS) diharapkan menjadi prioritas pemerintah dalam pembangunan sosial.
Saleh Partaonan Daulay, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, mengatakan program KIS dinilai bermanfaat dan dapat membantu masyarakat yang kurang mampu. Karena itu, sangat disayangkan jika pada 2018 pemerintah tidak menganggarkan untuk penambahan kepesertaan baru.
"Pesiden Jokowi dalam pidato tentang nota keuangan dan RAPBN 2018 jelas menyebut bahwa target sasaran program itu masih 92,4 juta orang. Itu artinya, di tahun 2018, tidak ada penambahan kepesertaan baru," tuturnya dalam keterangan resmi, Sabtu (26/8).
Menurutnya, dengan target pemerintah yang menetapkan pada 2019 nanti, kepesertaan program KIS/BPJS Kesehatan akan mencapai 107 juta orang, artinya, masih ada 14,6 juta orang lagi masyarakat yang berhak tetapi belum menerima kartu tersebut.
Jika pada 2018 pemerintah tidak mengalokasikan anggaran untuk penambahan kepesertaan KIS/BPJS Kesehatan dari data PBI (penerima bantuan iuran), dikhawatirkan target tersebut tidak akan tercapai.
"Betul bahwa masih terdapat carut-marut pendataan kepesertaan PBI. Tetapi itu bukan alasan yang bijak untuk meniadakan penambahan kepesertaan pada tahun 2018. Semestinya, pendataan tersebut yang diperbaiki sehingga bantuan tersebut benar-benar tepat sasaran," tambahnya.
Baca Juga
Sebelumnya, pemerintah sudah menganggendakan akan ada penambahan sebesar 4 juta orang penerima pada 2018. Sayangnya, dalam nota keuangan yang disampaikan presiden agenda penambahan itu menjadi tidak terlihat.
Anggota Fraksi Partai Amanat Nasional ini menambahkan jika ada penambahan sebesar 4 juta orang masyarakat tidak mampu, anggaran yang diperlukan hanya 1,1 Triliun.
"Saya berharap pemerintah bisa mempertimbangkan ulang agar penambahan kepesertaan KIS/BPJS kesehatan dari data PBI bisa tetap diadakan. Masyarakat yang kurang mampu tentu sangat senang jika hak kepesertaan mereka segera dipenuhi oleh pemerintah".