JAKARTA—Pejabat perdagangan Korea Selatan dan Amerika Serikat resmi memulai perundingan terkait kemungkinan revisi pada perjanjian perdagangan bebas lima tahun kedua negara.
Perundingan ini merupakan tindak lanjut atas permintaan Presiden Donald Trump untuk mengurangi defisit neraca perdagangan negaranya dengan Korsel.
Adapun permintaan tersebut disampaikan secara langsung kepada Pemerintah Negeri Ginseng oleh Wakil Presiden AS Mike Pence saat berkunjung ke negara itu pada April lalu.
Kala itu, Pence menilai hambatan berbisnis di Korea Selatan terlalu tinggi. Hal itu membuat ekspansi pebisnis dari AS di Korsel terbatas. Sebaliknya, pengusaha Korsel justru mendapat manfaat yang lebih besar ketika berbisnis di AS.
Sebelumnya, Trump dalam wawancaranya dengan Reuters pada April lalu menjuluki perjanjian dagang bilateral dengan Korsel adalah ‘kesepakatan yang mengerikan’. Trump pun mengindikasikan bahwa dia akan menegosiasikan ulang atau menghentikan kerja sama dagang tersebut.
Sementara itu, perundingan putaran pertama yang dimulai pada Selasa (22/8/2017) dihadiri oleh Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Perdagangan Korea Selatan Kim Hyun-chong.
“Hasil perundingan putaran pertama akan sulit diprediksi,” ujar Kim sebelum mengawali proses perundingan tersebut, seperti dikutip dari Reuters, Selasa(22/8/2017).
Adapun pada bulan lalu, Washington telah mengeluarkan sebuah permintaan kepada Korea Selatan untuk mengadakan sidang khusus Komite Bersama Korea-AS mengenai perjanjian perdagangan bebas kedua negara. Komite tersebut berfungsi sebagai medium untuk menegosiasikan amandemen pakta perdagangan bilateral.