Bisnis.com, JAKARTA—Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah angkat bicara perihal video yang memuat demonstrasi santri menolak program full day school dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017.
Dalam video yang viral tersebut, para santri menyebut ‘bunuh menterinya’ atas ketidaksetujuan terhadap regulasi itu.
Menurut Fahri, aparat yang berwajib harus melakukan verifikasi terhadap video itu. Namun, mantan politisi PKS itu tidak mengomentari lebih lanjut apakah hal itu perlu dibawa ke ranah hukum.
“Diverifikasi dahulu dan minta yang berdemo bertanggungjawab atas apa yang terjadi,” ujarnya di kompleks parlemen, Kamis (17/8/2017).
Program full day school menuai pro dan kontra, di antaranya yang menolak beralasan karena fasilitas pendidikan di Indonesia belum merata.
Di sisi lain, program itu mengganggu kultur pendidikan di daerah dengan budaya pesantren yang kuat. Sebabnya, setelah sekolah biasanya siswa melanjutkan pendidikan agama di pesantren atau madrasah.
Menurut Fahri, madrasah dengan program full day school bisa saling melengkapi. Siswa bisa belajar pendidikan formal siang hari dan belajar pendidikan agama di sore hari.