Bisnis.com, JAKARTA—Pertumbuhan ekonomi Jepang berhasil tumbuh pada laju tercepatnya selama lebih dari dua tahun pada kuartal II/2017. Lonjakan tersebut didukung oleh belanja konsumen dan belanja modal yang mencapai posisi tertingginya selama tiga tahun terakhir.
Pemerintah Jepang melaporkan, produk domestik bruto (PDB) Negeri Sakura tumbuh 4,0% pada April-Juni. Level tersebut lebih tinggi dari perkiraan pasar yang memprediksi pada periode tersebut hanya akan tumbuh 2,5%.
Adapun, PDB triwulan I/2017 setelah disesuaikan, tercatat hanya tumbuh 1,5%. Sementara itu tingkat PDB riil Januari-Maret 2017 (disesuaikan dnegan tingkat inflasi) direvisi naik menjadi 0,4% dari laporan sebelumnya yang mencapai 0,3%
Parra ekonom memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Jepang diperkirakan akan terus menguat pada kuartal selanjutnya. Kondisi tersebut menawarkan kepada Bank Sentral Jepang (BOJ) harapan bahwa pasar tenaga kerja yang ketat akhirnya mulai mendorong belanja konsumen, sehigga akan membantu mengerek inflasi nasional mendekati target 2%.
"Mesin ekonmi berupa belanja konsumen dan belanja modal berhasil melaju dengan baik pada kuartal kedua, dan karena itulah permintaan domestik sangat kuat," kata Hidenobu Tokuda, ekonom senior di Mizuho Research Institute, seperti dikutip dari Reuters, Senin (14/8/2017).
Dia melanjutkan prospek pertumbuhan ekonomi berpeluang melaju di atas target pada tahun ini. Namun, dia tak menampik kondisi sebaliknya lantaran Jepang masih dalam kondisi pemulihan. Akan tetapi, lanjutnya, setidaknya perolehan pada kuartal II/2017 tersebut akan memberikan perkembangan positif untuk target inflasi nasional.
Seperti diketahui, dengan hasil pada kuartal II/2017 tersebut, pertumbuhan ekonomi Jepang terus mencatatkan kenaikan selama enam kuartal berturut-turut. Sebelumnya pertumbuhan ekonomi terus tumbuh selama enam kuartal berturut-turut adalah pada Januari-Maret 2005 sampai April-Juni 2006.
Di sisi lain, Pemerintah Jepang melaporkan, konsumsi swasta, yang menyumbang sekitar dua pertiga dari PDB, berhasil naik 0,9% dari kuartal sebelumnya. Realisasi tersebut lebih tinggi dari perkiraanpara ekonom dengan 0,5%.
Data tersebut menandai ekspansi tercepat dalam lebih dari tiga tahun karena masyarakat Jepang mulai meningkatkan konsumsi barang tahan lama seperti mobil dan peralatan rumah tangga. Konsumen juga menghabiskan lebih banyak uang untuk bersantap di luar rumah. Data tersebut menunjukkan bahwa belanja konsumen bukan lagi titik lemah dalam prospek ekonomi Jepang.
Sementara itu, data lain menyebutkan belanja modal melonjak 2,4% pada April-Juni dari kuartal sebelumnya. Capaian itu berada di atas perkiraan pasar dengan 1,2 %. Realisasi itu juga menjadi pertumbuhan investasi bisnis tercepat sejak Januari-Maret 2014.
Menanggapi data ekonomi terbaru tersebut, Menteri Perekonomian Jepang Toshimitsu Motegi mengaku akan lebih berhati-hati dalam menerapkan kebijakan agar tak melukai prospek permintaan domestik. Dia juga berjanji untuk menerapkan lebih banyak kebijakan untuk memperkuat ekonomi.
"Jika Anda bertanya kepada saya apakah konsumsi pribadi telah pulih sepenuhnya, saya akan mengatakan bahwa hal itu masih belum memiliki prospek yang benar-benar kuat. Saya pikir Pemerintah perlu ikut memperkuatnya dengan sejumlah kebijakan," kata Motegi .