Kabar24.com, MATARAM -- Niat yang diawali untuk menambah penghasilan uang saku mahasiswa, membuat Fakhurrizki mengembangkan ojek online yang pengemudinya berasal dari kalangan mahasiswa.
Selain untuk menambah uang saku, kondisi di sekitar kampur Fakhrurrizki pun masih tergolong minim sarana transportasi umum.
Pada 11 Januari 2016, Onma pun diluncurkan. Meskipun hanya bermodalkan grup whatsapp dan belum memiliki aplikasi canggih seperti ojek online yang lain.
"Sebenarnya penumpangnya tidak hanya dari mahasiswa saja, tetapi juga ada dari masyarakat umum. Karena masyarakat pun mengalami kesulitan dalam akses angkutan umum," ujar Rizki.
Alasan lain sebut Rizki, banyak mahasiswa yang memiliki sepeda motor namun tidak dimanfaatkan optimal. Sehingga sepeda motor tersebut lebih banyak menganggur di garasi rumah atau kos-kosan.
Peluang lain yang dilirik Rizki adalah kebutuhan transportasi murah, aman, dan nyaman bagi para pelancong yang datang ke Pulau Lombok. Rizki menyadari minimnya transportasi umum tersebut membuat para pelancong kesulitan untuk berpindah dari satu lokasi wisata ke lokasi lainnya.
Baca Juga
Langkah awal Rizki dalam membuka bisnis Onma dimulai dengan menghubungi teman-teman mahasiswa lainnya yang memiliki kendaraan roda dua untuk diajak bergabung menjadi pengemudi.
Rizki juga mulai membuat promosi di sejumlah media sosial maupun brosur untuk mengenalkan Omna kepada masyarakat. Rizki menyebut, pengemudi dan Omna menggunakan sistem bagi hasil 80% untuk pengemudi dan sisanya untuk operasional Onma.
Sejauh ini, Rizki menyebut penetapan tarif Onma didasarkan zonasi. Zona pertama yakni zona Universitas Mataram (Unram) dengan tarif Rp2.000 per km. Zona kedua, yakni zona sekitar Unram hingga Perbatasan.
Zona terakhir yakni zona di Luar Perbatasan, tarifnya disebut Rp15 ribu ke atas, disesuaikan dengan jarak. Pengaturan tarif dilakukan oleh administrator yang menyesuaikan jarak dengan Google Map.
Selain itu, Rizki juga membentuk paket untuk wisatawan yang akan dijemput dari dan menuju daerah-daerah wisata. Biasanya, untuk paket tersebut penumpang menggunakan sistem sewa ojek dengan tarif sebesar Rp175 ribu per perjalanan.
"Yang paling diminati driver itu yang paket wisata, karena bisa sambil jalan-jalan. Apalagi kalau wisatawan asing, bisa sambil belajar bahasa Inggris," kelakar Rizki.
Setidaknya, saat ini dalam sebulan, Onma mampu meraup omset sebesar Rp8-10 juta dalam sebulan dengan pengemudi sebanyak 22 orang.
Onma terus melakukan pengembangan layanan, tidak hanya antar jemput. Rizki menyebutkan layanan lainnya di antaranya Onma Food yang merupakan layanan antar beli makanan, Onma Traveling yaitu layanan antar perjalanan pariwisata di Lombok, Onma Sip Boss atau layanan pekerjaan apa pun berdasarkan instruksi pelanggan, Onma Mart yang memungkinkan pelanggan memesan untuk berbelanja di minimarket, Onma Ticketing dan Onma Photography.