Bisnis.com, JAKARTA - Proses belajar tidak lepas dari aktivitas membaca. Jika seseorang memiliki minat serta kemampuan membaca yang baik, maka ia akan dapat menyerap lebih banyak pengetahuan dari berbagai sumber bacaan. Hal ini penting dalam memberikan kesempatan orang tersebut untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di masa depan.
Menurut hasil rata-rata Early Grade Reading Assessment (EGRA) untuk skala nasional yang dilakukan oleh United States Agency for International Development (USAID) pada 2014, anak-anak Indonesia di kelas 1 sampai 3 sekolah dasar mampu membaca 52,1 kata per menit, dengan tingkat pemahaman 62,8%.
Dibandingkan dengan hasil EGRA Filipina tahun 2013, rata-rata kemampuan membaca mereka adalah 68,8 kata per menit dan tingkat pemahaman 74%. Untuk itu, Indonesia harus terus meningkatkan kemampuan membaca anak-anak, terutama mereka yang berada di kelas awal.
Sebagai bentuk dukungan terhadap peningkatan minat dan kemampuan membaca anak-anak Indonesia, Tanoto Foundation menjalankan program Pelita Pustaka. Kegiatan dalam program ini antara mendukung aktivasi perpustakaan di 265 sekolah dasar, mendonasikan lebih dari 51.000 buku, dan melatih lebih dari 1.990 guru dalam mengelola perpustakaan sekolah.
Agar murid-murid bisa mengakses koleksi buku yang lebih beragam, Tanoto Foundation juga mendorong sistem rotasi koleksi buku di sekolah-sekolah yang berdekatan dengan sekolah mitra.
“Bapak Sukanto Tanoto dan Ibu Tinah Bingei Tanoto mendirikan Tanoto Foundation untuk mendukung upaya penanggulangan kemiskinan di Indonesia melalui tiga pilar yaitu Pendidikan, Pemberdayaan Masyarakat, dan Peningkatan Kualitas Hidup. Di bidang pendidikan, kami mendukung peningkatan kualitas melalui peningkatan kapasitas guru dalam mengajar, peningkatan minat baca anak, perbaikan tingkat higienis sekolah, dan keasrian lingkungan sekolah,” kata Sihol Aritonang, Ketua Pengurus Tanoto Foundation dalam siaran persnya
“Bapak Sukanto Tanoto dan Ibu Tinah Bingei Tanoto tidak memiliki kesempatan menyelesaikan pendidikan formalnya karena tuntutan ekonomi. Namun, mereka menjalankan prinsip lifelong learning atau belajar sepanjang hayat sehingga dapat mengatasi tantangan yang dihadapi. Pak Sukanto menyadari bahwa membaca adalah pondasi dari belajar. Beliau belajar dan mendapatkan pengetahuan dari berbagai sumber bacaan, termasuk buku-buku dan majalah, bahkan sampai saat ini Pak Sukanto masih tetap aktif membaca.”
“Untuk itu, program Pelita Pustaka adalah pelaksanaan dari nilai tersebut. Selain itu, juga sebagai upaya mendorong anak-anak Indonesia dalam meningkatkan minat dan kemampuan membaca serta mencintai buku,” tambah Sihol Aritonang.
Pelita Pustaka yang merupakan salah satu komponen program Peningkatan Kualitas Pendidikan (Pelita Pendidikan) telah dijalankan sejak 2010 bermitra dengan lebih dari 265 sekolah dasar di Sumatera Utara, Jambi, dan Riau. Dalam asesmen EGRA sekolah-sekolah mitra Tanoto Foundation di Riau baru-baru ini, rata-rata kemampuan membaca yang dihasilkan adalah 70 kata per menit dengan tingkat pemahaman 77%. Hasil ini lebih baik dari hasil rata-rata kemampuan membaca sekolah-sekolah di Jawa-Bali yaitu 59 kata per menit dan tingkat pemahaman 78%.