Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Bupati Batang Tolak Kebijakan Lima Hari Sekolah. Ini Alasannya

Bupati Batang, Jawa Tengah, Wihaji menyatakan menolak rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang akan menerapkan kebijakan lima hari sekolah.
Newswire
Newswire - Bisnis.com 16 Juli 2017  |  21:05 WIB
Bupati Batang Tolak Kebijakan Lima Hari Sekolah. Ini Alasannya
Ilustrasi: Seorang ibu mengukur seragam sekolah untuk anaknya di Pasar Induk Rau, Serang, Banten, Minggu (9/7). - Antara/Asep Fathulrahman

 

Kabar24.com, BATANG - Kepala Daerah mulai menyuarakan pendapatnya secara terbuka terkait kebijakan lima hari sekolah.

Bupati Batang, Jawa Tengah, Wihaji menyatakan menolak rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang akan menerapkan kebijakan lima hari sekolah.

"Saya atas nama pribadi dan pemerintah daerah menolak lima hari sekolah karena pendidikan bukan masalah pengajaran saja tetapi anak juga membutuhkan interaksi dengan orang tua," katanya saat memberikan sambutan pada wisuda TPQ Santri Badan Koordinasi (Bakdo) di Batang, Minggu (16/7/2017).

Menurut dia, penolakan itu bukan melawan pemerintah tetapi konsep pendidikan bukan masalah pengajaran saja karena anak butuh interaksi dengan orang tua dan belajar di taman pendidikan Quran (TPQ).

"Masalah dalam pendidikan bukan hanya formal harus ada sesuatu yang lain yang ada hubungannya dengan perilaku, nilai, pendidikan agama. Oleh karena jika kita hanya di 'cekoki' pendidikan masalah formal saja saya tidak tahu ke depan bangsa Indonesia mau apa," katanya.

Wihaji meyakini harus ada interaksi sosial selain guru di sekolah karena jika sudah capek di sekolahan, interaksi dengan lingkungan dan orang tua tidak akan baik.

"Saya termasuk yang ragu penerapan lima hari sekolah karena kami termasuk orang pendidikan sehingga anak-anak juga butuh waktu untuk bermain, mengobrol dengan orang tua. Oleh karena itu, kebijakan lima hari sekolah belum pas di terapkan," katanya.

Kendati demikian, kata dia, mengenai penolakan lima hari sekolah, pemkab belum menyampaikan surat secara resmi pada pemerintah pusat tetapi hanya mendisposisikan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang agar tetap melaksanakan proses belajar mengajar 6 hari sekolah.

Ketua Bakdo TPQ Jawa Tengah Ateng Chozani Miftah mengatakan dirinya sudah mengirimkan surat kepada Kementerian Pendikikan, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Gubernur Jateng, bupati/wali kota agar tidak melaksanakan kebijakan lima hari sekolah.

Namun, kata dia, surat tersebut tidak ditanggapi dan tetap masih keluar Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang lima hari sekolah.

"Oleh karena, kami bersyukur Bupati Batang berada dan dalam pemikiran yang sama dengan kita untuk tidak melaksanakan lima hari sekolah," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

sekolah

Sumber : Antara

Editor : Saeno

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top