Kabar24.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump rupanya lupa memesan kamar hotel dalam lawatannya menghadiri pertemuan puncak KTT G-20 di Hamburg, Jerman.
Seperti dikutip dari laman vox.com (Jumat, 7/7/2017), pihak Gedung Putih tampaknya terlalu lama menunggu sebelum membuat reservasi hotel untuk Trump dan seluruh stafnya.
Akibatnya, semua hotel mewah di kota itu keburu dipesan oleh para pemimpin dunia lainnya.
Tak ayal, Trump yang sebelumnya dikenal sebagai pengusaha ternama properti di AS pun tak segera mendapatkan tempat tinggal selama berada di Hamburg.
Kabarnya, pihak Gedung Putih kini dibuat repot karena harus mencari tempat menginap yang pantas bagi seluruh delegasi.
Media berita lokal Jerman, Hamburger Abendblatt, pada Rabu melaporkan bahwa pemerintah AS sebelumnya berencana menginap di Hotel Four Seasons.
Baca Juga
Sayangnya, mereka harus gigit jari karena tak ada lagi kamar yang bisa dipesan di hotel tersebut.
Menurut laporan Financial Times, delegasi dari Arab Saudi telah lebih dulu memesan seluruh kamar di Four Seasons, serta kamar di beberapa hotel terdekat lainnya.
Raja Salman dari Saudi memang tidak menghadiri pertemuan tersebut, namun fungsinya diwakili seorang mantan menteri keuangan.
Sebagai catatan, rombongan Kerajaan Saudi biasanya bepergian dengan banyak atribut, seperti unta untuk susu segar dan eskalator emas.
Beberapa pekan sebelum pertemuan puncak tersebut, ada kabar bahwa Trump dan timnya harus tinggal di Berlin dan terbang ke Hamburg dengan helikopter.
Masih belum jelas di mana Trump akan menginap, namun Associated Press melaporkan bahwa dia akan tinggal di guest house Senat resmi di Hamburg.
Sementara itu, staf-stafnya akan tinggal di Konsulat Jenderal AS.
Ini bukan pertama kalinya pemerintahan Trump mengalami masalah dalam mencari akomodasi.
Menurut Bloomberg, ketika Menlu AS Rex Tillerson menghadiri pertemuan G-20 di Jerman awal tahun ini, dia harus tinggal di rumah peristirahatan di sebuah desa kecil.
Permasalahan yang kerap terjadi ini mungkin ada hubungannya dengan fakta bahwa Departemen Luar Negeri sedang kekurangan tenaga dan tidak terorganisir.
Diketahui, baru sembilan posisi kunci yang telah dikonfirmasi dari total 124 posisi di Departemen Luar Negeri.
Seiring dimulainya KTT G20 akhir pekan ini, ada kemungkinan Trump akan terus menghadapi situasi yang berpotensi memalukan ini saat bertatap muka dengan pemimpin dunia lainnya.