Kabar2.com, JAKARTA--Presiden Joko Widodo bakal melakoni kunjungan kenegaraan ke Ankara, Turki dan Hamburg, Jerman, pada Rabu hingga Sabtu pekan ini.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan Kepala Negara akan berkunjung ke Ankara, Turki, yang merupakan salah satu mitra penting Indonesia dan sama-sama negara dengan populasi muslim yang besar, sekitar 79-80 juta orang.
“Jadi ini merupakan penduduk yang besar, muslim, dan kita juga bersama di dalam berbagai organisasi internasional, seperti G20, G8, MITA, OKI, dan sebagainya,” kata Retno di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (3/7/2017).
Menurut Menlu, angka perdagangan Indonesia-Turki saat ini termasuk cukup tinggi, yaitu sekitar US$1,3 miliar, mencakup ekspor RI sekitar US$1 miliar dolar AS.
Namun, lanjut Menlu, kedua negara melihat masih banyak hal yang dapat ditingkatkan. Dia menambahkan bahwa pemerintah melihat juga ada beberapa masalah perdagangan atau isu perdagangan yang harus dibahas secara tuntas dengan Turki.
“Intinya adalah dalam kunjungan presiden nanti kita akan meluncurkan negosiasi kita untuk Indonesia-Turki Comprehensive Economic Partnership Agreement,” kata Menlu.
Baca Juga
Indonesia dan Turki, jelas Menlu, juga sudah melakukan kerja sama yang baik di bidang pengembangan industri strategis, dengan melakukan berapa joint development, baik untuk matra darat, matra udara, dan juga hal-hal yang lain.
Jadi kita ingin mengembangkan kemitraan kita dengan Turki untuk industri-industri strategis,” terang Retno.
Yang ketiga adalah untuk countering terrorism. “Jadi itu isu yang akan menjadi fokus bahasan Presiden dalam rangka kunjungan kenegaraan ke Turki,” kata Menlu.
Usai dari Turki, Retno menuturkan Presiden Jokowi akan melanjutkan kunjungannya ke Hamburg, Jerman, pada 7-8 Juli guna menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Negara-Negara Group 20 (G20).
Menlu menjelaskan ada 3 (tiga) tema utama dalam KTT G20. Yang pertama adalah mengenai masalahsustainability, itu bagaimana pertumbuhan ekonomi global dapat dilakukan secara inklusif dan berwawasan lingkungan.
Yang kedua adalah resilience. “Resilience ini adalah untuk mengantisipasi potensi risiko dan juga ketidakpastian yang masih berlaku di dunia ini,” terang Retno.
Yang ketiga, lanjut Menlu, adalah mengenairesponsibility, yaitu ingin mendorong aksi bersama untuk pembangunan.
Pada KTT G20 itu, menurut Menlu, ada 5 sesi, dan Presiden Jokowi sudah diminta untuk bicara sebagai lead speaker untuk isu counter terorism.
“Itu dilakukan pada saat retreat, jadi pada saat agenda pertama adalah retreat, isunya adalah countering terrorism, dan Presiden diminta untuk menjadi lead speaker untuk isu itu,” ujar Menlu.
Presiden Jokowi juga akan menyampaikan intervensi di sesi pertama yang terkait dengan masalah ekonomi dan keuangan.