Kabar24.com, JAKARTA - Pernahkah kamu kesulitan untuk membicarakan atau mengungkapkan isi hati dengan keluarga? Hasil survei Sari Wangi menunjukkan bahwa tingkat keterbukaan keluarga Indonesia cenderung rendah.
Setengah responden menyatakan hanya mengungkapkan bagian yang mudah dan aman saja untuk dibicarakan. Johan Lie selaku Senior Brand Manager SariWangi menjelaskan bercerita atau sharing dengan orang lain memang sudah menjadi kebiasaan di keluarga Indonesia.
“Tetapi ternyata hasil riset kami menunjukkan setengah responden hanya mau mengungkapkan topik yang mudah dan aman saja untuk dibicarakan sehingga keterbukaan keluarga Indonesia masih menjadi sebuah tantangan,” katanya dalam siaran pers pada Selasa (9/5/2017).
Hal ini juga diakui oleh Ratih Ibrahim, psikolog anak dan keluarga. Dia menjelaskan bahwa seringnya frekuensi bercerita tidak menjamin isi cerita, tidak selalu yang diceritakan merupakan ungkapan isi hati yang sebenarnya.
“Dari hasil survey yang kami lakukan dua dari tiga responden menyatakan alasan kurangnya keterbukaan adalah menghindari konflik.”
Padahal, tambahnya, memiliki pembicaraan yang mendalam di keluarga termasuk hal-hal yang sulit diungkapkan, dapat membangun relasi yang hangat dan intim, membuat keluarga lebih bahagia, dan mencegah adanya risiko depresi pada seseorang.
“Untuk memulai pembicaraan yang sulit, individu harus memiliki empati untuk mampu menerima perbedaan. Selain itu, suasana santai sambil minum teh juga dapat berfungsi sebagai mediator dalam membangun suasana hangat dan nyaman yang membantu individu untuk lebih terbuka.”
Di dalam keluarga, orang tua khususnya ibu juga memiliki peran penting dalam keluarga sebagai fasilitator untuk memulai percakapan. Ibu memiliki peran sebagai emotional supporter dalam memberikan dukungan dan kehangatan di keluarga.