Kabar24.com, TANGERANG - Masjid Pintu Seribu di Kampung Bayur Priok Jaya, Jatiuwung, Kabupaten Tangerang, Banten, salah satu tujuan wisata andalan di daerah tersebut, dalam keadaan memprihatinkan.
Padahal masjid itu menjadi salah satu tempat wisata yang tercantum dalam buku Welcome to Provinsi Banten yang diterbitkan Badan Penghubung Daerah Provinsi Banten dan dibagi-bagikan di terminal kedatangan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang.
Hidayati, pengunjung Masjid Pintu Seribu, mengatakan datang bersama rombongan ibu-ibu pengajian untuk menyaksikan masjid tersebut setelah membaca keterangannya di buku Welcome to Provinsi Banten yang didapat dari bandara internasional tersebut.
“Setelah membaca buku Welcome to Provinsi Banten dari bandara itu saya penasaran ingin mengunjungi masjidnya. Eh, ternyata ibu-ibu pengajian di dekat rumah mengajak ke sana, saya langsung ikut,” tuturnya pada Selasa (2/5/2017).
Menurutnya, kondisi Masjid Pintu Seribu yang resminya bernama Masjid Agung Nurul Yaqiin ternyata tidak seperti yang dibayangkan, jauh dari perawatan yang baik sebagai salah salah satu tempat tujuan wisata di Kabupaten Tangerang.
Bangunan bersejarah itu kurang terawat sehingga beberapa bagiannya terlihat kusam, terutama di tempat untuk berdoa berlantai tiga. Selain itu, lanjutnya, lingkungan permukiman sekitarnya juga kurang tertata dengan baik.
Pengunjung dari Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, itu mendapat penjelasan dari juru kunci masjid bahwa menurut sejarahnya, pendiri Masjid Pintu Seribu adalah seorang penyebar Islam kelahiran Arab bernama Al-Fakir Syekh Mahdi Hasan Al-qudrotillah Al-Muqoddam.
Salah satu keunikan masjid tersebut setiap ruangnya disekat-sekat sehingga membentuk ruangan sekitar 4 m2 seperti musala. Setiap ruang (musala) diberi nama di antaranya Fathul Qorib, Tanbihul al Gofilin, Duratun Annasihin, Safinatul Jannah, Fatimah, dan Ratu Ayu.
Adapun rute ke Masjid Pintu Seribu dari ujung Jl. Daan Mogot masuk ke Jl. Doktor Sitanala melewati RS Kusta Sitanala, belok ke kiri arah Jl. Jembatan Pintu Sepuluh. Setelah melewati jembatan yang melintang Sungai Cisadane itu belok ke kanan, masuk Jl. Sangego Raya—bendungan Pintu Sepuluh ada di sebelah kanan—dan ke Jl. Kedaung Barat-Cisadane.