Kabar24.com, MAMUJU - Peristiwa ular phyton memangsa manusia di Kabupaten Mamuju Tengah menjadi teror tersendiri bagi masyarakat. Terlebih dengan munculnya kabar terakhir bahwa seekor ular kembali menyerang warga.
Beruntung, jika sebelumnya ular berhasil menelan Akbar yang ditemukan di dalam perut hewan melata tersebut, pada kasus terakhir korban dikabarkan berhasil melawan. Korban berhasil menebaskan parangnya hingga sang ular lah yang menjadi korban.
Serangan ular phyton terhadap warga itu diduga berawal dari terganggunya habitat ular yang ada di Kabupaten Mamuju Tengah tersebut. Sang ular terusik oleh pembangunan, sehingga hidup liar dan kemudian memangsa manusia.
"Kejadian di Desa Salubiro Kecamatan Korossa Kabupaten Mamuju Tengah, yakni ular memangsa manusia, diduga karena habitatnya terusik," kata tokoh pemuda di Kecamatan Korossa Muhammad Edi di Mamuju, Jumat, seperti diberitakan Antara, Sabtu (1/4/2017).
Ia mengatakan, proyek pembangunan berupa percetakan sawah dan pembukaan areal perkebunan di Kecamatan Korossa, membuat habitat ular di hutan terusik, sehingga ular keluar dan hidup liar di alam bebas.
"Ular keluar karena habitatnya berubah menjadi sawah baru dan areal perkebunan, sehingga ular menjadi liar dan memangsa manusia," katanya.
Baca Juga
Menurut dia, masyarakat di Kecamatan Korossa yang daerahnya banyak memiliki hutan rawa sudah seringkali melihat ular Phyton dan membunuhnya, karena jumlahnya begitu banyak di daerahnya.
"Masyarakat sudah seringkali membunuh ular besar, namun nasib naas bagi Akbar yang menjadi korban di Desa Salubiro yang tidak bisa membunuhnya justru menjadi korban."
Ia mengatakan, Akbar yang memanen sawit tidak bisa melawan ular yang panjannya empat meter karena seorang diri.