Kabar24.com, JAKARTA--Wakil Ketua DPR Fadli Zon menyesalkan meninggalnya Patmi, petani Kendeng yang ikut aksi menyemen kaki di depan istana setelah sebelumnya mengalami muntah-muntah.
"Mestinya hal itu tidak perlu terjadi. Apalagi menurut berita mereka sudah memenangkan itu (putusan MA-red). Prinsipnya harus ada keadilan. Pemerintah harus mengoptimalkan proses dialog dan juga kepuasan dari masyarakat, khususnya petani di Kendeng itu," ujar Fadli Zon di Gedung DPR, Selasa (21/3/2017).
Menurutnya, Patmi tidak akan melakukan aksi jika pemerintah mematuhi putusan Mahkamah Agung (MA) untuk mencabut izin operasi PT Semen Indonesia.
Fadli mengatakan bahwa penyelesaian polemik pembangunan pabrik semen di pegunungan Kendeng, Rembang harus mengacu pada prinsip-prinsip keadilan. Masyarakat yang terkena dampak langsung pembangunan pabrik semen harus diberikan kompensasi yang memadai, ujarnya.
"Kita kan tidak menolak kemajuan. Tapi dalam proses pemberian kompensasi maupun persoalan lainnya dengan masyarakat setempat harus diselesaikan tuntas baru bisa dilanjutkan. Harusnya demikian. Jadi penghargaan kepada manusia itu tinggi," ujar Fadli yang juga Waketum DPP Partai Gerindra tersebut.
Sebelumnya Patmi dan warga yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) melakukan aksi mengecor kaki. Langkah itu dilakukan sebagai protes pendirian pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah. Mereka menuntut Presiden Joko Widodo untuk mencabut izin PT Semen Indonesia dan memastikan tak ada pabrik atau tambang semen di pegunungan Kendeng.
Mereka juga pernah melakukan demonstrasi ke kantor gubernuran Jawa Tengah serta di depan istana Kepresidenan di jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.
Setelah akhirnya diterima Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki tadi malam, Patmi melepas cor semen di kakinya. Namun tiba-tiba Patmi muntah-muntah. Upaya menolong dilakukan dengan membawanya ke RS St Carolus. Namun menghembuskan nafas yang terakhir menjelang sampai di rumah sakit.