Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Siap Hadapi Penalti Dagang AS

Pemerintah China berdiskusi dengan sejumlah penasihat terkait cara yang akan diimplementasikan dalam menghadapi kemungkinan penalti dagang oleh Presiden Amerika Donald Trump.
China/Istimewa
China/Istimewa

Kabar24.com, JAKARTA - Pemerintah China berdiskusi dengan sejumlah penasihat terkait cara yang akan diimplementasikan dalam menghadapi kemungkinan penalti dagang oleh Presiden Amerika Donald Trump.

China bersiap-siap untuk menghadapi kemungkinan terburuk kendati mereka tetap berharap akan adanya negosiasi.

Para penasihat mempercayai bahwa pemerintahan Trump kemungkinan besar akan menerapkan tarif lebih tinggi untuk sejumlah sektor, yang menjadi sumber surplus bagi China dalam perdagangan dengan Amerika seperti baja dan perabotan atau perusahaan milik negara.

Adapun langkah antisipasi yang mungkin diambil oleh China antara lain dengan mencari pemasok alternatif untuk produk agrikultur, permesinan dan manufaktur sembari menekan jumlah ekspor sejumlah produk seperti ponsel atau laptop.

Opsi lain yang mungkin diambil adalah pengenaan pajak dan sejumlah batasan lain atas perusahaan-perusahaan besar milik Amerika di China atau pembatasan akses ke sektor jasa China yang saat ini berkembang cepat.

"Masih ada ruang bagi kedua belah pihak untuk mencari solusi atas isu-isu ini melalui kerja sama dan konsultasi ketimbang saling balas. Namun, kami tetap harus memiliki renana untuk antisipasi" sebut seorang penasihat kebijakan yang tidak ingin disebut namanya seperti dikutip dari Reuters, Senin (20/3/2017).

Sementara itu, Perdana Menteri China Li Keqiang minggu lalu mengatakan bahwa China tidak menghendaki terjadinya perang dagang dengan Amerika Serikat dan mendesak diadakannya diskusi antara kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan.

Menteri Keuangan AS minggu lalu juga mengatakan pemerintahan Trump tidak menghendaki adanya perang dagang tetapi sejumlah hubungan dagang tertentu perlu di evaluasi kembali guna menjaga prinsip keadilan bagi para pekerja Amerika.

Sejauh ini, Amerika belum mengumumkan apapun terkait hal ini dan belum ada indikasi apapun yang terlhat ketika Menteri Luar Negeri Amerika Rex Tillerson mengunjungi China

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper