Bisnis.com, JAKARTA — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim kemarau di Indonesia akan terjadi pada Juli- September 2017.
Mulyono Rahadi Prabowo, Deputi Bidang Klimatologi, mengatakan setiap daerah akan memulai musim kemarau dengan waktu berbeda. Untuk Sumatra, musim kemarau diperkirakan akan mulai pada Mei-Juni 2017.
“Awal musim kemarau di Bali dan NTT [Nusa Tenggara Timur] akan terjadi pada Juni-Juli 2017, dan Maluku-Papua akan memasuki musim kemarau pada Mei-Agustus 2017, sedangkan kemarau di Jawa akan terjadi pada April 2017,” katanya, Selasa (7/3/2017).
Prabowo memprediksi puncak musim kemarau di Indonesia diperkirakan dominan terjadi pada Juli-September 2017, dengan persentase 85,6%.
Menurutnya, musim kemarau pada 2017 aan berlangsung normal di sebagian besar wilayah Indonesia. Meski demikian, seluruh pemangku kepentingan perlu mewaspadai dampak kemarau dengan mengoperasikan waduk, dan pengendalian kebakaran hutan.
Dalam kesempatan itu, Prabowo juga menjelaskan hasil monitoring sea surface temperature (SST), Kondisi ENSO, dan IOD yang dilakukan pada awal Maret 2017 menunjukkan akan berada di kondisi netral. Artinya, akan ada peluang terjadinya El Nino lemah pada periode Juni-Agustus 2017.
Selain itu, Prabowo juga menyebut potensi hujan sedang hingga lebat masih berpeluang terjadi pada 8-12 Maret 2017 di Lampung, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan Papua.