Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Betah? Ini Penjelasan Raja Salman Perpanjang Liburan di Bali

Jadwal liburan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud di Pulau Dewata, Bali, Indonesia, diperpanjang tiga hari dari yang semula pada tanggal 4 hingga 9 Maret menjadi hingga 12 Maret 2017.
Petugas melakukan pengamanan wilayah pantai yang ditutup dengan pagar bambu di kompleks Hotel St Regis, tempat menginap Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud, di Nusa Dua, Bali, Senin (6/3)./Antara-Fikri Yusuf
Petugas melakukan pengamanan wilayah pantai yang ditutup dengan pagar bambu di kompleks Hotel St Regis, tempat menginap Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud, di Nusa Dua, Bali, Senin (6/3)./Antara-Fikri Yusuf

Bisnis.com, JAKARTA -  Jadwal liburan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud di Pulau Dewata, Bali, Indonesia, diperpanjang tiga hari dari yang semula pada tanggal 4 hingga 9 Maret menjadi hingga 12 Maret 2017.

Kepastian perpanjangan jadwal masa liburan Raja Salman disampaikan oleh Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali Ajun Komisaris Besar Hengky Widjaja di Denpasar, Selasa (7/3/2017).

Kepolisian RI Daerah Bali, kata Hengky Widjaja, telah menerima surat tembusan dari Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta kepada Kementerian Luar Negeri RI. Dalam surat Kedutaan Besar Arab Saudi itu disebutkan bahwa Raja Salman berkeinginan untuk memperpanjang masa liburannya di Bali sampai 12 Maret 2017.

Pihak Kedubes menyampaikan rasa hormat dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Kementerian Luar Negeri RI.

Walaupun minim informasi kegiatan Raja Salman dalam mengisi masa liburannya, bahkan Kantor Berita Resmi Kerajaan Arab Saudi SPA (Saudi Press Agency) pun hingga hari Selasa (7/3/2017) sama sekali tidak memberitakan kegiatan liburan Raja Salman di Bali, dapat dipastikan bahwa perpanjangan masa liburannya di Bali telah mendongkrak sektor pariwisata di Pulau Dewata itu.

Dengan perpanjangan masa liburan tersebut mengindikasikan bahwa Raja Salman, yang amat menyukai pemandangan laut, merasa nyaman dan betah di "rumah keduanya" ini.

Sebagaimana disampaikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla setelah mengantar Raja Salman bertolak ke Brunei Darussalam dari Bandara Halim Perdanakusuma, Sabtu (4/3), bahwa Raja Salman menyebut Indonesia seperti negara atau rumah kedua baginya.

"Raja Salman menganggap Indonesia rumahnya yang kedua karena selama kunjungannya di sini yang paling luar biasa," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Perpanjangan masa liburan Raja Salman itu menambah nilai kesejarahan dari kunjungan Raja Arab Saudi di Indonesia.

Betapa tidak, bila liburan Raja Salman di negara lain diperpendek, sebagaimana yang pernah terjadi saat Raja Salman berlibur di sekitar Pantai Riviera, Prancis, dari rencana tiga minggu menjadi beberapa hari saja, sedangkan liburan di Bali justru dijadwalkan untuk diperpanjang.

Pantai-pantai Bali ternyata mempesona bagi Raja Salman.

Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi mengatakan Raja Salman akan banyak menikmati waktu liburannya di Bali pada obyek wisata laut karena Raja Salman sangat menyukai laut.

Raja Salman memilih Bali sebagai tujuan berliburnya karena Pulau Bali telah terkenal keindahannya di seluruh dunia. Selain itu lokasinya juga menghadap ke laut lepas, hawa udaranya pun stabil.

Osama pun mengatakan akan ada kemungkinan Raja Salman akan kembali mengunjungi Indonesia dengan lokasi selain Pulau Bali untuk berwisata.

"Mungkin nanti akan dipertimbangkan, jika beliau bahagia di sini mungkin akan mengunjungi lokasi lain," kata Dubes.

Raja Salman beserta rombongan bermalam di sejumlah hotel mewah di kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali. Hotel-hotel di kawasan tersebut juga menawarkan pemandangan pantau dan laut lepas yang indah.

Dongkrak wisata Perpanjangan tiga hari masa liburan Raja Salman tersebut tentu saja merupakan berkah tersendiri bagi pariwisata di Indonesia umumnya dan Bali pada khususnya.

Sejak semula pemerintah telah menargetkan bahwa kunjungan Raja Salman di Bali untuk berlibur dapat mendongkrak minat wisatawan asal negara itu dan kawasan Timur Tengah pada umumnya untuk berkunjung ke Bali.

Menteri Pariwisata Arief Yahya, misalnya, mengharapkan dengan liburan Raja Salman di Bali itu mendongkrak kunjungan wisatawan asal Arab Saudi atau Timur Tengah sebesar 50 persen, yakni dari 240 ribu wisatawan asal Timur Tengah yang datang ke Bali pada 2016, menjadi 360 ribu orang pada tahun ini.

Jumlah rombongan besar yang dibawa Raja Salman, sekitar 1.500 orang, pun dapat mengindikasikan bahwa tingkat kunjungan wisatawan mancanegara, termasuk dari kawasan Timur Tengah, akan meningkat secara signifikan pada tahuin ini.

Kedatangan Raja Salman bersama rombongannya dapat mempromosikan pariwisata Indonesia, terutama untuk pasar Timur Tengah. Raja Salman merupakan salah satu tokoh yang dapat mendongkrak atau menjadi "endorser" yang terhebat untuk pasar wisatawan asal Timur Tengah. Beliau tokoh dan ditokohkan.

Menteri Pariwisata menekankan bahwa kunjungan Raja Arab Saudi sangat berdampak pada pemasaran pariwisata di Tanah Air untuk mengundang lebih banyak wisatawan mancanegara, termasuk dari kawasan Timur Tengah untuk berwisata ke Indonesia.

Ia meyakini dengan hadirnya Raja Salman bersama sekitar 1.500 rombongannya target 50 persen peningkatan wisatawan asal Arab Saudi akan meningkat, terutama ke Bali, sebagai destinasi yang terkenal.

Selama ini untuk mempromosikan pariwisata Indonesia di Timur Tengah, Kementerian Pariwisata memasang iklan media besar seperti di Aljazeera.

"Dengan kedatangan Raja Salman, 50 persen anggaran promosi di Aljazeera kami tarik untuk mengondisikan kedatangan beliau. Seminggu sebelumnya kami sudah promosi besar-besaran, baik di dalam maupun di luar negeri. Ini benar-benar harus kita manfaatkan," ujarnya.

Apalagi, menurut Arief, pengeluaran rata-rata wisatawan mancanegara asal Timur Tengah cukup tinggi yaitu rata-rata 2.000 - 2.500 dolar AS per kunjungan per satu orang sehingga dapat meningkatkan devisa Indonesia dari sektor pariwisata.

Dengan liburan Raja Salman di Bali, apalagi diperpanjang masa liburannya, merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk berupaya lebih banyak lagi mendatangkan wisatawan mancanegara asal Timur Tengah untuk berwisata di Indonesia.

Kunjungan wisatawan asal Timur Tengah ke Indonesia, masih kurang dibandingkan dengan kunjungan mereka ke negeri jiran Malaysia dan Singapura yang telah mencapai sekitar 300 ribu orang ke masing-masing negara itu, atau ke Thailand yang mencapai sekitar 600 ribu orang per tahun.

Pemerintah mengakui kurang promosi dibandingkan dengan negara-negara tetangga dalam menarik perhatian para wisatawan asal Timur Tengah.

Menteri Pariwisata optimistis bahwa tahun ini sekitar 300 ribu wisatawan mancanegara asal Timur Tengah akan datang ke Indonesia. "Untuk menjadi 300 ribu orang itu tidak sulit karena hampir semua maskapai dari Timur Tengah akan menambah penerbangan ke Indonesia baik itu Emirate, Qatar Airlines, Etihad, permintaan datang ke Indonesia sudah sangat tinggi," kata Menteri Pariwisata.

Selain untuk berlibur, pihak Arab Saudi ternyata tertarik untuk investasi di bidang pariwisata di Sumatera Barat sebagai destinasi wisata di Tanah Air.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menceritakan bahwa dirinya mendapat instruksi dari Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk membuat proposal kerja sama investasi pariwisata di Sumatera Barat. Instruksi itu disampaikan dalam rapat koordinasi tentang pariwisata di Kantor Wakil Presiden pada Jumat (3/3).

Arief menjelaskan bahwa di Sumatera Barat memiliki destinasi unggulan yaitu di kawasan Mandeh di Kabupaten Pesisir Selatan yang keindahan alamnya tidak kalah dengan pesona Raja Ampat di Papua Barat. Meskipun Sumatera Barat bukan salah satu destinasi wisata utama yang akan dikembangkan namun memiliki potensi wisata yang besar yakni di kawasan Mandeh.

Mandeh berpotensi dikembangkan sebagai objek wisata bahari dan wisata air. Berbagai kegiatan wisata air seperti menyelam dan ski air, perkemahan, memancing dan sebagainya. Kawasan Mandeh juga memiliki keindahan terumbu karang serta hutan mangrove seluas 400 hektare.

Terlebih lagi, Sumatera Barat ditetapkan sebagai salah satu destinasi wisata halal di Indonesia. Predikat wisata halal itu diperoleh Sumatera Barat setelah berhasil memenangi "Kompetisi Pariwisata Halal Nasional" dari Kementerian Pariwisata, untuk empat kategori yakni destinasi wisata halal terbaik, kuliner halal terbaik, biro perjalanan wisata halal terbaik, dan restoran halal terbaik.

Sumatera Barat pun dipilih mewakili Indonesia dalam ajang World Halal Tourism Award tahun 2016 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Liburan dan perpanjangan masa liburan Raja Arab Saudi di Bali tampaknya merupakan momentum yang sangat baik untuk lebih menggiatkan promosi dan pemasaran pariwisata Tanah Air agar lebih banyak lagi wisatawan mancanegara berkunjung ke berbagai destinasi wisata di Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper