Kabar24.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi mematangkan rencana kerja sama di bidang kebudayaan yang telah disepakati sebelumnya ke dalam langkah-langkah konkret tindak lanjut untuk segera diimplementasikan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy dan Menteri Kebudayaan dan Informasi Kerajaan Arab Saudi Adel bin Zaid Al-Toraifi beserta jajarannya telah bertemu kembali pada Jumat (3/3/2017).
Pertemuan itu adalah untuk membahas langkah-langkah kongkrit sebagai tindak lanjut perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani sebelumnya dalam nota kesepahaman bidang kebudayaan.
Bertempat di Hotel Raffles Jakarta, pertemuan yang hangat dan bersahabat kali ini membahas rencana kerja ke dalam dua area besar, di antaranya pertukaran tenaga dan keahlian, serta kegiatan promosi budaya.
Pada pertemuan tersebut juga dibahas upaya kedua negara dalam melawan terorisme, dan memerangi radikalisme melalui jalur kebudayaan.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid menyebutkan Menteri Adel yang memiliki latar belakang jurnalis itu menyampaikan kekagumannya terhadap masyarakat Indonesia yang disebutnya sebagai smilling moslems.
Menurut dia, budaya Islam di Indonesia menjadi inspirasi bagi Menteri Adel untuk membawa budaya Islam yang lebih kontemporer dan lebih moderat di Arab Saudi.
“Kedua negara menyepakati upaya mempromosikan citra Islam yang moderat melalui pertukaran budaya,” kata Hilmar seperti dikutip dari laman resmi Kemdikbud, Minggu (5/3/2017).
Hilmar Farid menjadi salah satu peserta pertemuan bilateral tersebut. Pertukaran agen budaya dilakukan untuk membangun pemahaman yang lebih baik di antara kedua negara.
Kedua pihak menyepakati pengiriman guru-guru pengajar bahasa Arab untuk mendukung pemelajaran bahasa Arab di lembaga pendidikan Indonesia, begitu pula sebaliknya.
Ke depan, diharapkan lebih banyak siswa dari Arab Saudi dapat belajar di sekolah Indonesia, termasuk untuk lebih berpartisipasi dalam Program Beasiswa Darmasiswa yang didanai oleh pemerintah Indonesia.
Kegiatan promosi Bahasa Arab di Indonesia dan juga bahasa Indonesia untuk masyarakat Arab Saudi juga akan dilakukan melalui pertukaran referensi, seperti penerjemahan buku dan karya sastra, serta melalui pameran dan konferensi.
Hilmar mengatakan Arab Saudi mengundang Indonesia untuk ikut berpartisipasi pada Riyadh Book Fair. Selain mempromosikan buku dan industri penerbitan, diharapkan Indonesia dapat juga menyajikan pertunjukan budaya seni dan karya-karya seni.
“Kesenian Nusantara yang mendapat pengaruh Islam tentu akan sangat menarik untuk publik di sana,” ujarnya.
Sementara itu, Indonesia mengundang Arab Saudi untuk berpartisipasi dalam Festival Istiqlal 2018. “Menteri Adel menyambut baik, beliau mengatakan bahkan kalau perlu sebagai langkah awal membuat suatu corner yang bisa diisi informasi mengenai Islam di Arab Saudi,” ungkap Hilmar.
Hilmar mengungkapkan rencana pemerintah untuk dapat menghadirkan contoh-contoh kontribusi Indonesia dalam perkembangan peradaban Islam dunia.
“Message ini yang mau kita kirim, bahwa sebetulnya keragaman Islam itu luar biasa karena hidup di dalam konteks yang berbeda, dan penyeragaman itu bukan jalan keluar,” jelas Hilmar.