Kepala Badan Pusat Statistik Kota Malang M. Sarjan mengatakan dari tujuh kelompok pengeluaran, 6 kelompok mengalami inflasi dan 1 kelompok mengalami deflasi.
Kelompok bahan makanan 0,78%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,37 %; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 1.21 %; kelompok sandang 1,72%; kelompok kesehatan 0,48%, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,20 %; dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan -2,05%.
“Sepuluh komoditas teratas yang mengalami kenaikan harga pada Februari 2017, yakni tarif listrik, cabai rawit, tarif pulsa ponsel, mobil, bawang merah, emas perhiasan, daging ayam ras, kontrak rumah, dan wortel,” katanya di Malang, Rabu (1/3/2017).
Adapun sepuluh komoditas terbesar yang mengalami penurunan harga pada Februari 2017 adalah angkutan udara, beras, semen, tomat sayur, daun selada, telur ayam ras, mujair, pisang, kelapa, dan bawang putih.
Tingkat inflasi tahun kalender Februari 2017 sebesar 1,69% dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2016 terhadap Februari 2017 ) sebesar 3,91%.
Dia menegaskan, beberapa komoditas mengalamai kenaikan yang cukup signifikan, yaitu kenaikan tarif listrik adalah kebijakan kenaikan perhitungan pelanggan yang pasca bayar sehingga berdampak pada kelompok perumahan, listrik, gas dan bahan bakar mengalami inflasi 1,21%.
Meningkatnya produksi semen nasional yang lebih tinggi dibandingkan permintaan pasar dan makin ketatnya persaingan industri semen, kata dia, mengakibatkan turunnya harga semen di pasaran
Penyebab terjadinya inflasi Februari 2017 adalah naiknya indeks harga konsumen secara umum. Kelompok komoditas yang memberikan andil inflasi pada Februari 2017, yakni kelompok bahan makanan 0,1462 %; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,0614%; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,2988%; kelompok sandang 0,0929%, kelompok kesehatan 0,0219%, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, 0,0198%; dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan -0,3983%.
Kelompok bahan makanan pada Februari 2017 mengalami inflasi 0,78% atau terjadi kenaikan angka indeks dari 140.61 pada Januari 2017 menjadi 141.70 pada Februari 2017 .
Dari 11 sub kelompok dalam kelompok bahan makanan 6 subkelompok mengalami inflasi dan 5 subkelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 6,94% diikuti sub kelompok sayur-sayuran sebesar 1,08%, subkelompok buah-buahan sebesar 1,02 %, subkelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 0,87 %, subkelompok kacang-kacangan sebesar 0,15 %, dan subkelompok lemak dan minyak sebesar 0.11%.
Sementara itu 5 sub kelompok yang mengalami deflasi adalah sub kelompok padi padian umbi-umbian dan hasilnya sebesar 1.49 %, sub kelompok ikan segar sebesar 1,32 %, sub kelompok telur susu dan hasil-hasilnya sebesar 0,46 % subkelompok ikan diawetkan 0,08%, dan sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,07%.
Kelompok ini pada Februari 2017 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,1462 %. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi a.l cabai rawit sebesar 0,1399%, bawang merah sebesar 0,0287 %, daging ayam ras sebesar 0.0249 %, wortel sebesar 0,023 %, tauge 0,019 %, pir 0,0134%, cabai merah 0,0131%, apel sebesar 0,0116%, minyak goreng sebesar 0,0096%, dan melon sebesar 0,0082%.