Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MUSLIM BAN: Kanada Menyambut Saat Trump Menolak

PM Kanada Justin Trudeau menyatakan warga Kanada akan menyambut mereka yang lari dari penganiayaan, teror, dan perang, sehari setelah Presiden AS Donald Trump menunda izin masuk.
Senator AS Elizabeth Warren berbicara di tengah kerumunan massa yang berkumpul di Copley Square di Boston, Massachusetts, untuk memprotes pelarangan masuk terhadap Muslim (Muslin ban) yang menjadi kebijakan Presiden Donald Trump./Reuters-Brian Snyder
Senator AS Elizabeth Warren berbicara di tengah kerumunan massa yang berkumpul di Copley Square di Boston, Massachusetts, untuk memprotes pelarangan masuk terhadap Muslim (Muslin ban) yang menjadi kebijakan Presiden Donald Trump./Reuters-Brian Snyder

Kabar24.com, JAKARTA - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyatakan warga Kanada akan menyambut mereka yang lari dari penganiayaan, teror, dan perang, sehari setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menunda izin masuk.

Kebijakan Trump adalah menunda 4 bulan izin masuk pengungsi dari tujuh negara mayoritas Muslim ke Amerika Serikat.

"Untuk yang melarikan diri dari penganiayaan, teror dan perang, warga Kanada akan menyambut Anda, terlepas dari agama Anda. Keberagaman adalah kekuatan kami #WelcomeToCanada," kata perdana menteri itu di Twitter-nya pada Sabtu (29/1/2017).

Sementara itu, 300 penentang berkumpul di Bandara Internasional Los Angeles (LAX) pada Sabtu malam untuk memperlihatkan kesetiakawanan kepada pengungsi dan pendatang Muslim, yang ditahan berdasarkan atas perintah Muslim Ban dari Trump.

Sambil meneriakkan "Trump harus pergi", "Tidak Trump, Tidak KKK, Tidak Ada Fasisme di USA", dan semboyan lain, kerumunan orang itu menyeru rakyat membangkang terhadap keputusan presiden pada Jumat (28/1/2017), yang memberlakukan larangan bepergian 90 hari ke negeri itu oleh warga tujuh negara berpenduduk sebagian besar Muslim dan pembekuan 120 hari program pengungsi AS.

Sedikitnya tujuh warga negara asing ditahan di LAX dan diberitahu tidak lagi disambut, demikian diwartakan Los Angeles Times dan dipetik Xinhua.

Harian tersebut menyatakan warga negara asing itu diperkenankan naik pesawat sebelum perintah tersebut berlaku.

Tuntutan pemrotes dikumandangkan oleh Wali Kota Los Angeles Eric Garcetti, yang pada Sabtu malam men-tweet, "Los Angeles akan selalu menjadi tempat buat pengungsi."

Acara menyalakan lilin dan protes dijadwalkan diselenggarakan pada Ahad. Larangan perjalanan Trump, yang oleh banyak pihak digambarkan sebagai Muslim ban, telah menyulut kebingungan dan kekacauan di seluruh negeri itu dan memicu keprihatinan serta kecaman dari seluruh dunia.

Penentangan serupa meletus di bandar udara banyak kota besar lain. Di Chicago, lebih dari 1.000 orang berkumpul di Bandara OHare. Di Denver, Colorado, puluhan pemrotes berkumpul di luar bandar udara internasional untuk memperlihatkan dukungan buat pengungsi.

Itu adalah akhir pekan kedua unjuk rasa di Los Angeles setelah Trump diambil sumpahnya. Lebih dari satu juta orang hadir pada akhir pekan sebelumnya untuk mengikuti Womens March.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper