Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sofyan Wanandi : Dampak Trump Baru Terasa 3-6 Bulan Lagi

Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi memperkirakan kebijakan ekonomi AS baru akan terasa dampaknya pada 3-6 bulan setelah kabinet Trump resmi terbentuk.
Sofyan Wanandi. /Bisnis-Rahmatullah
Sofyan Wanandi. /Bisnis-Rahmatullah

Bisnis.com, JAKARTA -- Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi memperkirakan kebijakan ekonomi AS baru akan terasa dampaknya pada 3-6 bulan setelah kabinet Trump resmi terbentuk.

Dalam kampanye awal, Trump menggembar-gemborkan untuk menerapkan kebijakan proteksionisme, yang mendahulukan kepentingan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan dari negara Adidaya itu terlebih dahulu.

“Kita harus menunggu dulu. Tapi ini kita sama-sama melihat untuk terus menjaga agar hubungan kita mesti lebih baik, jangan malah mundur,” katanya, di Kantor Wakil Presiden, Rabu (25/1/2017).

 Hari ini, Dubes Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph R. Donovan melakukan kunjungan kehormatan dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dalam pertemuanj itu, dibahas tentang upaya meningkatkan perdagangan bilateral dengan Indonesia usai terpilihnya Presiden AS yang baru.

Selain itu, pihaknya menyatakan bahwa AS akan menerapkan kebijakan fair trade. Hal ini berbeda dengan langkah AS sebelumnya yang mengedepankan free trade (perdagangan bebas).

Sofjan mengatakan, ditengah ketidakpastian ekonomi karena Trump, Amerika Serikat ingin hubungan AS-Indonesia yang selama ini berjalan baik tetap dijaga meski tanpa dalam forum multilateral.

Adapun, Sofjan mengatakan pemerintah saat ini masih menunggu langkah konkret dari fair trade yang akan dilakukan oleh AS, mengingat administrasi Trump belum sepekan terbentuk.

“Sebenarnya kita juga menginginkan fair trade, tapi kita mau lihat dulu bagaimana fair trade itu. Apakah barang-barang kita nanti kena bea masuk yang tinggi juga?” ujarnya.

Adapun, Sofjan menegaskan bahwa keluarnya Amerika Serikat dari keanggotan Trans Pacific Partnership (TPP) membuat langkah Indonesia semakin tegas tidak akan bergabung dalam keanggotaan regional itu.

“Kalau dulu kan kita merasa agar bisa saingan sama Vietnam, Malaysia. Tapi kalau sekarang kan enggak ada guna lagi, jadi kita gak pusing lagi mempelajari itu,” ujarnya.

Saat ini, dia mengatakan Jepang dan China tengah melakukan pertemuan-pertemuan untuk menggagas adanya kerjasama regional baru, tidak hanya dengan Indonesia namun juga dengan anggota TPP.

“Ada dua kekuatan yang melakukan approach kepada pemerintah Indonesia, yakni oleh Jepang, PM nya kemarin dan China. Tapi setelah melihat lebih clear dulu amerika ini kemana posisinya,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Irene Agustine
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper