Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PELANTIKAN TRUMP: Presiden AS Prioritaskan Perang Terhadap Kelompok Teror

Dalam pernyataan bertitel America First Foreign Policy, atau kebijakan luar negeri yang mengedepankan kepentingan Amerika, Donald Trump menjanjikan akan menyatukan dunia untuk melawan terorisme Islam radikal, dan berjanji akan menghilangkan sepenuhnya dari bumi.
Donald Trump/Reuters
Donald Trump/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintahan Amerika Serikat di bawah President Donald Trump menjadikan perang terhadap kelompok teror Islam radikal sebagai kebijakan luar negeri utama, menurut sebuah pernyataan dalam situs resmi Gedung Putih setelah pelantikan Donald Trump sebagai presiden AS.

Dalam pernyataan bertitel “America First Foreign Policy”, atau kebijakan luar negeri yang mengedepankan kepentingan Amerika, Donald Trump menjanjikan akan menyatukan dunia untuk melawan ‘terorisme Islam radikal’, dan berjanji akan menghilangkan sepenuhnya dari bumi.

"Mengalahkan ISIS dan kelompok-kelompok teror Islam radikal lainnya akan menjadi prioritas tertinggi kami," ungkap pernyataan tersebutdalam pidatonya, seperti dikutip Reuters, Sabtu (21/1/2017).

Dalam rangka melawan kelompok teroris tersebut, pihak Gedung Putih mengatakan akan mendorong operasi bersama dan koalisi militer agresif bila diperlukan, memotong aliran dana untuk kelompok teroris, memperluas jaringan intelijen, dan menggunakan senjata cyber untuk mengganggu upaya propaganda dan perekrutan.

Namun, pernyataan tersebut tidak memberikan indikasi mengenai perbedaan kebijakan Trump dari pendahulunya, Barack Obama.

Pemerintahan Obama juga mengusung strategi yang sama, bekerja sama dengan Eropa Timur dan Tengah dalam serangan agresif yang menargetkan pemimpin Negara Islam dan infrastruktur minyak mereka, memberikan hak operasi pasukan khusus AS terhadap kelompok tersebut, dan menjatuhkan sanksi dan metode lain untuk memotong aliran dana.

Pidato Trump dan pernyataannya juga mengkritik kampanye Obama dan saingannya dari partai Demokrat, Hillary Clinton, karena tidak menggunakan frasa "terorisme Islam radikal" untuk menggambarkan negara Islam dan kelompok jihad garis keras lainnya.

Obama berpendapat bahwa menggunakan istilah tersebut seakan memberikan "pembunuh" pada miliaran umat Muslim yang ada di seluruh dunia, termasuk di AS. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper