Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PHRI Badung Usulkan Pengelolaan Objek Wisata Secara Profesional

Ketua DPC PHRI Badung I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya menyarankan objek daya tarik wisata di seluruh Bali dikelola secara oleh manajemen profesional agar kualitasnya lebih baik.
Bisnis.com, MANGUPURA--Ketua DPC PHRI Badung I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya menyarankan objek daya tarik wisata di seluruh Bali dikelola secara oleh manajemen profesional agar kualitasnya lebih baik.
 
Menurutnya, masih banyak objek daya tarik wisata di sejumlah daerah dikelola seadanya tanpa memperhatikan kualitas infrastruktur dan layanannya.
 
"Toiletnya jelek, jalan masuknya tidak terurus sampai manajemen pengelolaanya sekedarnya saja. Padahal, seharusnya bisa lebih baik dan tidak memerlukan biaya besar untuk memperbaiki," jelasnya, Jumat (20/1/2017).
 
Dia mencontohkan objek daya tarik wisata Taman Ayun di Mengwi, Kabupaten Badung. Rai menuturkan objek wisata berupa komplek pura dikelilingi air peninggalan Ke‎rajaan Mengwi ini bisa menarik wisman lebih besar jika fasilitasnya ditingkatkan.
 
Dia mencontohkan apabila dikawasan pura tersebut ditambahkan film animasi, yang akan mengajak setiap turis melihat sejarah hingga prosesi persembahyangan warga sekitar tentu akan menarik. Sayangnya, selama ini wisatawan yang datang kesini hanya dipungut tiket masuk tanpa ada tambahan layanan.
 
"Saya sudah usulkan ke pak bupati, ditarik mahal tiketnya tapi layanan berkualitas wisatawannya pasti mau. Kalau sekarang saya perhatikan turis China datang dua bus turun terus lihat-lihat dan keluar itu saja, sayang sekali," tuturnya.
 
Dia menegaskan kondisi sama juga bisa dipraktikkan di objek daya tarik wisata lainnya di seluruh Bali. Untuk merealisasikan gagasan itu, pengelolaan objek harus ditangani oleh orang yang profesional sehingga dapat berkembang pesat.
 
Rai menegaskan Bali masih berpotensi menarik uang wisatawan lebih besar apabila objek wisatanya dibenahi sehingga memberikan manfaat lebih banyak. Dia mencontohkan di negara ada satu objek wisata untuk masuk harus membayar seharga US$100‎ per orang dan kunjungannya banyak.
 
"Kalau bisa semua ditata dengan baik, di depan sudah langsung ditarik saja sekian ribu nanti dibagi untuk pengembangan berapa, desa ada berapa dan lainnya. Jangan dipungut untuk kain lah atau apa lah, jadikan satu tetapi layanannya ditambah pasti akan mau," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper