Kabar24.com, SEMARANG – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengimbau taruna di Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang meninggalkan cara-cara kekerasan yang hanya menonjolkan senioritas dalam menempuh pendidikan.
Hal itu disampaikan menyusul adanya tindak kekerasan yang menyebabkan salah satu taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda Angkatan 2016 Jurusan Nautika, Amirullah Aditya Putra, meregang nyawa setelah menerima tindak kekerasan dari sejumlah kakak tingkatnya.
Menhub menyebut peristiwa kekerasan STIP Marunda merupakan kejadian memalukan. Menurutnya, oknum dalam peristiwa itu memberi dampak pada pandangan masyarakat terhadap sekolah kejuruan yang berada di bawah Kementerian Perhubungan.
"Jadi, tinggalkan cara-cara bahwa seolah senior lebih hebat, kemudian melakukan tindakan zalim dan kekerasan. Tinggalkan pola pikir itu semua," tegasnya di depan taruna PIP Semarang, Kamis (12/1/2017).
Selanjutnya, katanya, Kementerian Perhubungan bersikap untuk lebih konsisten dan lugas memberlakukan peraturan, menyampaikan surat edaran, hingga surat teguran bagi siswa atau pihak yang melakukan pelanggaran dalam proses pembelajaran.
“Aturannya tegas saja, kalau perlu pecat ya pecat, kalau pidana ya pidanakan, simpel saja. Tetapi minggu depan kami akan ajak untuk diskusi, ada yang perlu di-omongin,” jelasnya.
Direktur Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang Wisnu Handoko menyatakan pihaknya dalam kurun lima tahun terahir telah mengubah pola pikir dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan taruna bidang kemaritiman.
“Kami menggunakan pola pengasuhan saling asih, asah, asuh di antara senior dan junior melalui berbagai hal, misalnya dalam kegiatan di luar pendidikan seperti pentas seni dan kemah bhakti. PIP Semarang sudah meninggalkan tradisi lama [perpeloncoan],” katanya.