Bisnis,com, MATARAM - Empat hotel baru ditargetkan selesai di kawasan ekonomi khusus Mandalika guna mendorong pariwisata daerah.
Komisaris PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Lalu Gita Ariyadi mengatakan setidaknya ada sekitar 1000 kamar yang akan dibangun dari empat hotel tersebut dengan target penyelesaian pada 2018 mendatang.
"Ada empat hotel di antaranya ClubMed, Royal Tulip dari Korea, dan Pullman dengan jumlah kamar total sekitar 1000 kamar," ujar Gita kepada Bisnis.com saat ditemui di kantornya, Mataram (11/1/2016).
Gita menyebut, dengan dibangunnya 1000 kamar hotel baru tersebut setidaknya setara dengan kebutuhan sekitar 1500 orang tenaga kerja lokal. Hal ini tentu saja dapat meningkatkan lapangan pekerjaan di sekitar kawasan tersebut.
Lebih lanjut Gita mengatakan, tantangan baru yang harus segera diselesaikan selain masalah lahan adalah terkait aktivitas ekonomi sosial di kawasan tersebut. Pelatihan dan pemahaman diperlukan kepada masyarakat setempat agar dapat mendorong percepatan pembangunan.
"Harus sudah disiapkan mulai dari sekarang untuk aktivitas ekonomi sosialnya. Bagaimana keamanannya, keramahannya, jadi masyarakat juga mulai paham. Karena target kita 2018 sudah mulai beroperasi," ujar Gita.
Sebelumnya, ITDC menyatakan berusaha menyelesaikan target pembangunan infrastruktur, terutama jalan hingga 45% pada akhir tahun lalu.
Direktur Pengembangan ITDC Edwin Darmasetiawan mengatakan, saat ini progres pembangunan infrastruktur sudah mencapai 40% dari target keseluruhan. Pembangunan ruas-ruas jalan baru ditargetkan bisa dimulai secara fisik pada Januari 2017 ini.
Edwin mengatakan, awal tahun ini ditargetkan setidaknya pembangunan fisik untuk show unit sepanjang 250 meter sudah bisa selesai. Selain itu, penataan Pantai Kuta sepanjang 1,4 km juga diharapkan bisa dimulai pada Januari 2017.
Selain itu, ada pembangunan proyek dua ruas jalan dan proyek penantaan Pantai Kuta. Nilai tiga proyek pekerjaan yang saat ini dikerjakan oleh ITDC, disebut Edwin sebesar Rp141 miliar. Dana Rp141 miliar tersebut, dikatakan Edwin berasal dari dana PNM yang diberikan sebesar Rp250 miliar.