Satu RW, Satu Perpustakaan
Bisnis.com, JAKARTA - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terus mendorong keberadaan perpustakaan di setiap RW. Langkah ini sebagai salah satu upaya memenuhi hak anak sebagai salah satu indikator Kota Layak Anak.
Risma mengatakan perpustakaan tidak hanya sebagai tempat membaca, tetapi juga tempat belajar bagi anak yang tidak mampu. Anak-anak dapat belajar dengan buku-buku pelajaran sekolah di perpustakaan tersebut dan mendapat pengarahan dari para tutor profesional.
"Saya ingin anak-anak sedekat mungkin dengan fasilitasnya. Ada lahan di bale RW atau bale kelurahan, kami beri [perpustakaan]. Anak-anak yang tidak mampu juga bisa belajar dengan buku-buku pelajaran sekolah. Kakak-kakak yang jaga wajib mengajari adik-adiknya. Kami tes dan bayar profesional," tuturnya saat berbincang dengan awak media yang berkunjung ke kantor Balai Kota Surabaya.
Selain perpustakaan, Pemkot Surabaya juga aktif membangun ruang belajar dan bermain. Diantaranya, Taman Skate n BMX, sirkuit balap, taman kursus menari, bela diri dan karawitan, taman flora dengan flying fox, lapangan futsal gratis, 39 lokasi Broadband Learning Center, taman berkoneksi WiFi gratis dengan konten yang sudah dikendalikan.
Kota Surabaya meraih predikat Kota Layak Anak peringkat Nindya dalam hasil evaluasi 2015. Selain Surabaya, predikat serupa juga diraih Surakarta dan Denpasar. Saat ini, peringkat Nindya merupakan peringkat tertinggi yang bisa dicapai kabupaten/kota dalam Kota Layak Anak. Ada lima tingkat apresiasi Kota Layak Anak dari yang tertinggi hingga terendah, yakni Pratama, Madya, Nindya, Utama, dan Kota Layak Anak Penuh. Berbeda dengan Surakarta dan Denpasar, Risma tidak memasang target untuk Surabaya mencapai predikat Kota Layak Anak Penuh.
File berhasil diupload:
Keterangan File:
Nama File:
Ukuran File: Bytes
Jenis File: