Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Strategi Denpasar Menuju Kota Layak Anak Penuh

Pemerintah Kota Denpasar melaksanakan berbagai program menuju Kota Layak Anak Penuh yang ditargetkan dapat dicapai pada 2020. Saat ini, Denpasar meraih penghargaan Kota Layak Anak peringkat Nindya berdasarkan hasil evaluasi 2016.
Ilustrasi: Peserta anak-anak menampilkan peragaan busana dengan tema buah dan bunga Nusantara dalam kegiatan Festival Bunga dan Buah Nusantara (FBBN) 2015 di Kampus IPB Baranangsiang, Bogor, Jabar, Sabtu (28/11/2016)./Antara
Ilustrasi: Peserta anak-anak menampilkan peragaan busana dengan tema buah dan bunga Nusantara dalam kegiatan Festival Bunga dan Buah Nusantara (FBBN) 2015 di Kampus IPB Baranangsiang, Bogor, Jabar, Sabtu (28/11/2016)./Antara

Kabar24.com, DENPASAR - Pemerintah Kota Denpasar melaksanakan berbagai program menuju Kota Layak Anak Penuh yang ditargetkan dapat dicapai pada 2020.

Saat ini, Denpasar meraih penghargaan Kota Layak Anak peringkat Nindya berdasarkan hasil evaluasi 2016.

Selain Denpasar, penghargaan serupa juga diraih Surakarta dan Surabaya. 

Dalam kategori Kota Layak Anak, terdapat lima peringkat yakni Pratama, Madya, Nindya, Utama, dan Kota Layak Anak Penuh. Saat ini peringat Nindya merupakan peringkat tertinggi yang mampu dicapai sejumlah Kabupaten/Kota sejak diinisiasi pada 2006.

Berbagai strategi dilakukan Pemerintah Kota Denpasar menuju target Kota Layak Anak Penuh dengan 31 indikator yang sudah ditetapkan.

Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Denpasar, I Gusti Agung Laksmi, mengatakan Pemerintah Kota Denpasar memiliki sejumlah program yang menunjang sebagai Kota Layak Anak di antaranya Rumah Budaya Penggak Men Mersi, Pusat Layanan Autis, Sekolah Ramah Anak, penerbitan Kartu Identitas Anak, Taman Lalu Lintas, Rumah Budaya Penggak Men Mersi, dan lain-lain.

"Karena anak adalah pemilik masa depan, maka kami berusaha memenuhi hak-haknya," tuturnya ketika menyambut Media Trip Kota Layak Anak 2016, Rabu (28/12/2016). 

Rumah Budaya Penggak Men Mersi merupakan wadah bagi anak-anak untuk mengembangkan seni budaya berbasis kearifan lokal.

Di rumah budaya ini, misalnya, anak-anak dapat menemukan permainan tradisional anak. Sejumlah anak di rumah budaya dengan bangunan tempo dulu ini ikut ambil bagian dalam Denpasar Festival 2016. Penggak juga ikut serta dalam Bali Rare Festival. 

Denpasar juga memiliki Pusat Layanan Autis yang menjadi percontohan nasional. Saat ini Pusat Layanan Autis Kota Denpasar menangani 112 anak berusia dua hingga 20 tahun. Mereka ditangani oleh 24 tenaga pendidik dan terapis yang merupakan tenaga honorer. . 

"Tahun ini ada 60 pendaftar, tetapi yang di-assessement hanya 30 anak. Sedangkan tahun lalu ada 80 anak. Dengan ada siswa yang keluar masuk, maka total siswa tahun ini 112 anak," tutur Ketua Pengurus Harian Pusat Layanan Autis Kota Denpasar I Nyoman Handika, Selasa (27/12). 

I Nyoman mengatakan banyak masyarakat yang datang ke pusat layanan autis ini untuk mendaftar agar keluarga mereka segera tertangani. Namun, terbatasnya jumlah terapis dan pendidik menyebabkan mereka harus masuk dalam daftar tunggu.

Dalam satu kelas berisi lima anak ditangani oleh minimal dua terapis maupun pendidik. Dalam kondisi khusus, seorang anak autis ditangani oleh satu terapis maupun pendidik. 

I Nyoman mengatakan penanganan anak autis harus sinergi antara pusat layanan dan orang tua.

"Kami hadir sejak 2010. Oleh karena itu ada banyak program dan pendekatan di pusat layanan. Selain kepada anak, kami juga memberikan seminar untuk orang tua agar mereka dapat menangani secara tepat ketika di rumah," imbuhnya. 

Di Denpasar juga ada Puskesmas Ramah Anak, salah satunya diterapkan pada Puskesmas II Denpasar Barat. Kepala Puskesmas II Denpasar Barat, dr Lanawati mengatakan beberapa program puskesmas fokus pada kebutuhan anak-anak.

Misalnya, deteksi dini tumbuh kembang anak dengan rutin menyisir ke sekolah-sekolah, penyediaan fasilitas berupa taman bermain dan bacaan di puskesmas, hingga menyediakan bagi ruang balita sehat dan ruang balita sakit.

Pemerintah Kota Denpasar juga melakukan uji coba penerbitan Kartu Identitas Anak sejak 23 Desember kemarin. Hingga Selasa (27/12), Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Denpasar telah menerbitkan 475 Kartu Identitas Anak.

Wali Kota Denpasar I.B. Rai Dharmawijaya Mantra mengatakan pemerintah kota akan mengevaluasi  sejauh mana pencapaian 31 indikator untuk menuju Kota Layak Anak Penuh.

"Ada beberapa indikator yang belum dimaksimalkan seperti pelayanan Kartu Identitas Anak dan pemilikan akta kelahiran belum 100%," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper