Kabar24.com, PEKANBARU—Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memfokuskan pencegahan kebakaran hutan dan lahan karena beberapa wilayah di Indonesia akan memasuki musim kemarau panjang pada awal tahun mendatang.
Direktur Pengendalian Karhutla Kementerian LHK Rafles B Panjaitan mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah yang rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan, seprti Riau, Palembang dan sejumlah provinsi di Kalimantan.
“Tahun depan, pencegahan akan ditingkatkan. Karena musim kemarau tahun depan lebih ekstrim dari pada musim kemarau tahun ini,” katanya saat berada di Pekanbaru, Selasa (27/12/2016).
Musim kemarau panjang akan terjadi pada Februari 2017 selama beberapa bulan. Musim kemarau itu tidak sama dengan musim kemarau yang singkat pada tahun ini.
Pemerintah mengklaim pencegahan karhutla berhasil dilaukan dengan baik pada tahun ini. Bencana musiman kabut asap tidak terjadi tahun ini, meski kebakaran hutan dan lahan kerap ditemukan pada pertengahan tahun .
Kementerian dan pemerintah daerah terkait akan melakukan sosialisasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Selain itu, KLHK juga aken mengirimkan bantuan operasional kepada daerah-daerah yang rentan terjadi karhutla.
Salah satu daerah yang menerima bantuan operasional tersebut adalah Riau. Kementerian akan mengirimkan 200 unit sepeda motor jenis trail dan 20 unit mobil jenis double cabin untuk operasional patroli.
Pemerintah Provinsi Riau akan mengucurkan dana pencegahan karhutla senilai Rp12 miliar. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau Edwar Sanger mengatakan dana tersebut sama dengan dana pencegahan kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2016.
“Anggaran Rp12 miliar akan digunakan untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Rp10 miliar digunakan untuk pengadaan alat pemadam kebakaran, sedangkan sisanya untuk sosialisasi pencegahan, seperti pelatihan dan patroli,” kata Edwar Sanger
Namun, Pemprov Riau tidak menganggarkan dana penanggulangan, seperti pemadaman api dan lainnya. Pemprov Riau hanya mengharapkan bantuan dari pemerintah pusat melalui APBN.
Perbaiki Tata Kelola Hutan
Aktivis Lingkungan Hidup Riau menilai pencegahan karhutla yang paling efektif adalah mempernbaiki tata kelola hutan. Namun, hal ini kerap diabaikan oleh pemerintah.
Made Ali, Wakil Koordinator Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) mengatakan Masih banyak kawasan hutan yang belum dilepaskan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang klerap menjadi pemicu pembakaran.
“Sesuai dengan mandag KPK, tata kelola hutan Riau adalah cara pencegahan karhutla yang paling efektif. Selain itu, juga mencegah tindak pidana korupsi bidang kehutanan. Namun, Pemerintah Provinsi Riau mengabaikan hal ini,” katanya.
Made Ali membantah bahwa Pemerintah Provinsi Riau berhasil mencegah terjadinya bencana kabut asap di sepanjang tahun ini.. Menurutnya, kabut asap tidak muncul karena musim kemarau tahun ini diguyur hujan deras atau disebut La Nina.